Mataram, SIAR POST – Lembaga tinggi negara kembali diterpa badai. Dugaan suap dalam pemilihan Ketua DPD RI periode 2024–2029 mulai terkuak, dan kali ini sorotan tajam mengarah ke dua senator asal Nusa Tenggara Barat (NTB): Muhammad Rifky Farabi (MRF) dan Mirah Midadan Fahmid (MMF).
Awal mula skandal ini muncul dari laporan Fithrat Irfan, mantan staf DPD RI, ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Irfan mengungkap bahwa 95 anggota DPD diduga menerima suap berupa amplop berisi USD 13 ribu per orang.
Rinciannya: USD 5 ribu untuk pemilihan Ketua DPD dan USD 8 ribu untuk pemilihan Wakil Ketua MPR RI dari unsur DPD.
Modusnya rapi. Amplop berisi dolar didistribusikan door to door langsung ke ruang kerja para senator. Dari data yang bocor, penerima suap tersebar hampir di seluruh provinsi, termasuk NTB dengan jumlah lima orang senator.
“Ini bukan sekadar isu, datanya nyata. Kalau benar, berarti hampir semua daerah terlibat, dan citra DPD sebagai lembaga negara tercoreng habis,” kata Saidin Alfajari, koordinator aksi Koalisi Pemuda dan Rakyat NTB, Rabu (24/9/2025).
Sebagai bentuk protes, Koalisi menggelar aksi jilid II di depan Kantor Perwakilan DPD RI Mataram. Mereka menyegel gedung tersebut dengan spanduk kain putih sepanjang 200 meter bertuliskan kecaman terhadap senator NTB yang diduga terlibat.
“Aksi ini simbol perlawanan. Dari NTB untuk Indonesia, kami mendesak KPK mengusut tuntas skandal ini. Kami tidak rela NTB tercatat dalam sejarah kotor politik Indonesia,” tegas Saidin.
Korlap aksi, Lukmanul Hakim, bahkan menilai keterlibatan Rifky dan Mirah mencederai marwah daerah. “Seharusnya mereka menjaga nama baik NTB di tingkat nasional, bukan malah memperdagangkan suara,” ujarnya.
BACA JUGA : Angka Kemiskinan di Lombok Utara Turun 3,22 Persen
Hingga kini, KPK belum memberikan keterangan resmi terkait laporan Irfan maupun aksi lanjutan di NTB. Namun publik menunggu langkah cepat lembaga antirasuah itu.
“Kalau KPK diam, publik akan menganggap DPD RI lembaga yang rusak dari dalam. NTB tidak rela ikut tercoreng dalam skandal nasional ini,” tutup Lukman.
Redaksi | SIAR POST