Mataram, SIARPOST – Di balik gemerlap Kota Mataram sebagai pusat layanan kesehatan rujukan di Nusa Tenggara Barat (NTB), ada kisah pilu yang mencerminkan kesenjangan kemanusiaan. Seorang pasien asal Desa O’o, Kecamatan Dompu, Kabupaten Dompu, terpaksa menunggu tanpa kepastian setelah dirujuk ke RSUP karena penyakit menular yang dideritanya.
Bukannya mendapat ruang nyaman untuk beristirahat, pasien ini justru tak bisa ditampung di rumah singgah manapun di Kota Mataram.
BACA JUGA : Gunungsari Dikepung Sampah, Ini Penyebab Sampah Menumpuk Berhari-hari
Alasannya, penyakit yang diderita termasuk penyakit menular, yang berisiko menular pada pasien lain jika tidak ditangani di tempat khusus.
“Kalau penyakitnya menular, memang tidak bisa bergabung dengan pasien biasa. Harus ada ruang khusus. Tapi sayangnya, Mataram belum punya rumah singgah khusus penyakit menular,” ungkap Yuni Bourhany, perwakilan NTBCare, saat ditemui Kamis (23/10/2025).
Menurut Yuni, kondisi ini sering membuat pihaknya serba salah. Di satu sisi, mereka tidak tega menolak pasien yang datang jauh-jauh dari luar daerah; di sisi lain, tak ada tempat aman dan layak untuk menampung mereka.
“Kalau kita tolak, rasanya tidak enak. Tapi kalau diterima juga berisiko bagi pasien lain. Ini dilema yang sering kami hadapi,” tambahnya.
Sebagai solusi sementara, NTBCare hanya bisa mencarikan kos atau penginapan kecil bagi pasien dan pendampingnya. Namun, itu pun tergantung pada kemampuan dana bantuan sosial.
“Biasanya kami bantu carikan kos, tapi biayanya terbatas. Baznas provinsi hanya bisa bantu Rp1 juta untuk pendamping, sementara Baznas kabupaten hanya Rp500 ribu. Padahal, masa perawatan mereka bisa berbulan-bulan,” jelas Yuni.
BACA JUGA : DPRD Lombok Utara Desak Provinsi Atasi Kelangkaan LPG 3 Kg
NTBCare mendesak agar Pemerintah Provinsi NTB segera menyediakan rumah singgah khusus bagi pasien dengan penyakit menular dan penyakit kronis tertentu seperti kusta, TBC, kanker stadium lanjut, dan penyakit dalam lain yang menyebabkan bau atau penularan melalui udara.
“Pasien-pasien ini juga manusia. Mereka datang dengan harapan sembuh, bukan untuk ditolak. Sudah waktunya pemerintah menyiapkan fasilitas khusus agar mereka bisa ditangani dengan layak tanpa menimbulkan risiko bagi pasien lain,” ujar Yuni lirih.
Penyakit menular adalah penyakit yang bisa berpindah dari satu orang ke orang lain, baik melalui udara, kontak langsung, maupun cairan tubuh. Beberapa contoh penyakit menular yang sering ditemui di NTB antara lain:
TBC (Tuberkulosis): Menyebar lewat udara saat penderita batuk atau bersin.
Kusta (Lepra): Menyebar lewat kontak kulit jangka panjang.
Hepatitis B dan C: Menular lewat darah dan cairan tubuh.
HIV/AIDS: Menular lewat hubungan seksual atau penggunaan jarum suntik bersama.
Penyakit kulit infeksius dan beberapa jenis kanker stadium lanjut juga dapat menimbulkan bau dan infeksi sekunder yang menular.
Di tengah derita dan stigma sosial, kisah pasien dari Dompu ini menjadi pengingat bahwa kemanusiaan tidak boleh berhenti pada batas administratif atau jenis penyakit. Mereka yang menular bukan untuk dijauhi, melainkan butuh ruang aman untuk dirawat dan dipulihkan.
“Yang kami harapkan hanya satu,” Ada tempat bagi mereka yang sedang berjuang melawan penyakitnya, tanpa harus merasa ditolak karena kondisi yang tidak mereka pilih.” tutup Yuni
Redaksi | SIAR POST