Fenomena ojek gabah kini mulai dilihat bukan hanya sebagai hiburan, tapi juga potensi wisata budaya khas Sumbawa. Tradisi ini menggambarkan semangat gotong royong, kerja keras petani, dan kreativitas masyarakat pedesaan dalam menciptakan kegembiraan di tengah kehidupan agraris.
“Kalau dikemas baik, bisa jadi agenda tahunan dan menarik wisatawan lokal maupun luar daerah. Ini tradisi yang unik, tak semua daerah punya,” ujar Leni yang juga sebagai Anggota BPD Desa Kakiang.
Di akhir lomba, tak ada yang benar-benar kalah. Para peserta dan penonton larut dalam tawa, menikmati semangat kebersamaan yang lahir dari tanah sawah mereka sendiri. Bagi masyarakat Kakiang, ojek gabah bukan sekadar balapan, tapi simbol rasa syukur, kebersamaan, dan cinta terhadap tanah yang menghidupi mereka.
Redaksi | SIAR POST














