Dekat Kantor Bupati Tapi Jalannya Rusak: Warga Bangket Tengak Tanam Pohon Pisang Sebagai Protes

Lombok Tengah, SIAR POST —
Aksi unik sekaligus menyentuh dilakukan oleh warga Dusun Bangket Tengak, Desa Puyung, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah. Warga menanam pohon pisang di tengah jalan kabupaten yang rusak parah sebagai bentuk protes keras terhadap lambannya perbaikan infrastruktur di wilayah mereka.

Di jalan berlubang yang setiap hari dilalui warga untuk beraktivitas, kini tumbuh beberapa pohon pisang — simbol keputusasaan sekaligus sindiran pedas bagi pemerintah daerah. Aksi ini sontak menarik perhatian pengguna jalan dan menjadi bahan pembicaraan warga sekitar.

“Ini bukan karena kami ingin viral, tapi karena kami sudah capek menunggu,” ujar Maharudin, Kepala Dusun Bangket Tengak, dengan nada kesal.

Menurutnya, kerusakan jalan tersebut sudah berlangsung bertahun-tahun, bahkan ada yang mencapai puluhan tahun, tanpa ada perbaikan berarti. Ironisnya, lokasi jalan rusak itu hanya berjarak kurang dari satu kilometer dari Kantor Bupati Lombok Tengah dan Poltekpar Lombok.

“Jalan rusak di depan mata pemerintah, tapi tidak kunjung diperhatikan. Padahal jalan ini akses utama warga, juga jalur ekonomi,” tegas Maharudin.

Kerusakan jalan itu bukan sekadar mengganggu kenyamanan, tapi juga membahayakan keselamatan pengguna jalan. Ketika musim hujan, lubang-lubang jalan berubah menjadi genangan lumpur yang licin dan berisiko menyebabkan kecelakaan.

Kondisi jalan yang rusak parah telah berdampak luas. Mobilitas warga menjadi terganggu, transportasi hasil pertanian dan komoditi lokal tersendat, bahkan anak-anak sekolah terpaksa berjalan kaki melewati jalan berlumpur.

“Kalau hujan, motor sering jatuh. Truk pengangkut hasil tani juga sering tersangkut di lumpur,” keluh seorang warga lainnya.

Menanggapi aksi tersebut, Kepala Desa Puyung, Parhan Hadi, tidak menampik bahwa kerusakan jalan di wilayahnya memang sudah lama terjadi. Ia menyebut terakhir kali jalan itu mendapat perhatian pada tahun 2019.
Namun, setelah itu, perbaikan tak lagi berlanjut.

“Jalan ini sebenarnya sangat vital karena menjadi jalur utama warga untuk mengangkut hasil pertanian dan kebutuhan lainnya,” jelas Parhan Hadi.

Ia juga menjelaskan bahwa sebagian genangan air yang memperparah kerusakan disebabkan oleh tanaman rumput gajah di pinggir jalan yang menghalangi aliran air saat hujan deras.

“Saya berharap warga tidak lagi menanam rumput di tepi jalan agar air bisa mengalir dengan lancar,” imbau Kades Puyung.

Kepala Desa Puyung berharap agar pemerintah kabupaten segera memprioritaskan perbaikan infrastruktur jalan, khususnya akses utama di desanya. Menurutnya, jalan yang baik akan meningkatkan kesejahteraan ekonomi, keselamatan warga, serta memudahkan akses menuju fasilitas pendidikan dan kesehatan.

“Kami hanya ingin kehidupan warga menjadi lebih baik. Jalan yang bagus itu bukan kemewahan, tapi kebutuhan dasar,” tegasnya.

Aksi menanam pohon pisang ini bukan sekadar ekspresi marah, tapi juga seruan moral bagi pemerintah. Pohon pisang tumbuh subur di tengah jalan yang berlubang, seolah menjadi cermin bahwa alam lebih cepat bereaksi dibanding pemerintah.

Warga berharap, aksi ini menjadi pesan kuat agar jalan yang mereka lalui setiap hari segera diperbaiki. Sebab bagi mereka, jalan yang layak adalah urat nadi kehidupan dan simbol keadilan pembangunan.

Pewarta : Ihsan | Editor : Feryal

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *