Tingkatkan Kualitas Peran Perempuan, Ketua Bhayangkari Lombok Utara Soroti Penguin Kendali Diri

Lombok Utara, SIAR POST — Ketua Bhayangkari Cabang Lombok Utara, Ny. Heny Agus Purwanta, menegaskan bahwa perempuan harus memiliki kemampuan manajemen diri yang kuat sebagai fondasi dalam menjalankan berbagai peran sosial, keluarga, dan organisasi.

Pesan itu disampaikan saat menjadi narasumber dalam Pelatihan Pengelolaan Organisasi Perempuan yang digelar Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Lombok Utara, di Yeni Caffe Pantai Impos, Desa Medana, Kecamatan Tanjung, Kamis (11/12).

Dalam pemaparannya di hadapan puluhan peserta dari beragam organisasi perempuan, Ny. Heny menyampaikan bahwa perempuan tidak cukup hanya aktif dalam organisasi, tetapi perlu membangun kapasitas diri yang kuat agar dapat berdaya secara berkelanjutan.

“Perempuan hari ini dihadapkan pada banyak tuntutan. Tanpa kemampuan mengatur waktu, pikiran, dan emosi, kita mudah kehilangan fokus dan kelelahan. Manajemen diri adalah kunci untuk tetap stabil dan produktif,” ujar Ny. Heny.

Heny menyoroti tiga persoalan utama yang paling sering membebani perempuan, yakni tekanan emosional, kesulitan mengatur waktu, dan minimnya fokus.

Menurutnya, kemampuan mengendalikan emosi adalah syarat mutlak agar perempuan mampu membuat keputusan yang jernih di tengah tekanan. Ia membagikan teknik sederhana seperti menarik napas dalam lima detik saat muncul emosi negatif.

Selain itu, ia mendorong peserta menerapkan pola manajemen waktu berbasis blok waktu atau time blocking, yang memisahkan waktu kerja, aktivitas rumah tangga, dan waktu keluarga.
Ia secara tegas mengingatkan bahwa multitasking bukan kelebihan, melainkan penghambat produktivitas.

“Multitasking hanya membuat pekerjaan tidak tuntas dan pikiran semakin lelah. Perempuan harus berani memilih prioritas, bukan mengerjakan semua hal sekaligus,” tegasnya.

Sebagai langkah praktis, Ny. Heny memperkenalkan konsep The Power of 3, yaitu menetapkan tiga tugas utama yang wajib diselesaikan setiap hari. Konsep ini dinilai mampu menjaga fokus dan mencegah perempuan terjebak dalam aktivitas yang tidak esensial.

“Cukup tiga tugas inti setiap hari. Selesaikan itu, dan hari Anda sudah produktif,” jelasnya.

Dalam konteks organisasi, Ny. Heny menegaskan bahwa keberhasilan memimpin orang lain sangat ditentukan oleh kemampuan memimpin diri sendiri. Ia menyebut kepemimpinan diri sebagai “akar” dari tata kelola organisasi yang sehat.

“Perempuan tidak boleh hanya sekadar mengikuti arus. Kita harus hadir sebagai pribadi yang terarah, mampu mengatur diri, dan menjadi teladan,” ujarnya.

Ia juga menyinggung perlunya perempuan memperkuat adaptasi di era digital serta membangun kebiasaan belajar sepanjang hayat agar tetap kompetitif.

Pelatihan yang menghadirkan Ny. Heny tersebut diapresiasi Dinas Sosial Lombok Utara sebagai bagian dari upaya kolaboratif meningkatkan kualitas organisasi perempuan di daerah.

Kolaborasi ini dinilai penting untuk memupuk kesadaran akan pentingnya manajemen diri sebagai prasyarat utama kepemimpinan perempuan.

Peserta pelatihan tampak antusias mengikuti sesi materi, terutama saat Ny. Heny membagikan contoh situasi nyata yang sering dihadapi perempuan dalam keluarga maupun organisasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *