Bima, SIAR POST — Jagat media sosial Facebook tengah diramaikan oleh beredarnya video wawancara yang dilakukan oleh sebuah media terhadap Jamhur, ayah dari Kifen, pemuda yang dilaporkan hilang di Gunung Api Sangiang, Kabupaten Bima, beberapa hari lalu.
Video tersebut menjadi viral setelah ditonton lebih dari 365 ribu kali, dibagikan ribuan pengguna, dan mendapat puluhan ribu tanda suka. Tak sedikit pula warganet ikut berkomentar.
Namun, di balik viralnya video tersebut, Polres Bima Kota menegaskan bahwa wawancara tersebut dilakukan tanpa izin resmi dan telah mendahului proses penyelidikan polisi.
Kasat Reskrim Polres Bima Kota, AKP Dwi Kurniawan Kusuma Putra, menyampaikan bahwa pihaknya menegur media yang melakukan wawancara tersebut, karena dinilai tidak sesuai prosedur dan berpotensi mengganggu proses penyelidikan.
“Tidak ada izin media melakukan wawancara kepada ayah Kifen, karena status hukumnya belum jelas. Wawancara itu dilakukan di ruang pengamanan, yang bukan area publik dan hanya untuk kepentingan penyidik,” tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa hak privasi keluarga korban harus tetap dihormati, apalagi saat ini polisi masih bekerja untuk mencari kepastian terkait keberadaan Kifen.
“Nggak ada izin. Makanya itu kita sudah tegur media nya. Itu bikin gaduh di medsos, sedangkan kita masih proses lidik dan belum ada kejelasan,” ujarnya.
Menurut AKP Dwi, ruang pengamanan Polres bukanlah tempat terbuka untuk umum. Hanya pihak tertentu yang diizinkan masuk, seperti penyidik, penasihat hukum, atau keluarga dengan izin tertentu. Karena itu, aktivitas wawancara oleh pihak media di ruangan tersebut tidak sesuai prosedur.
Selain itu, polisi juga mengingatkan bahwa publikasi informasi yang sensitif tanpa kejelasan status hukum dapat melanggar asas praduga tak bersalah dan hak perlindungan privasi.
Viralnya video ini membuat banyak warganet ikut berkomentar, bahkan sebagian mengaitkannya dengan dugaan-dugaan tertentu. Polisi berharap masyarakat tetap tenang dan tidak berspekulasi berlebihan.
Terkait pencarian Kifen, AKP Dwi menyebutkan bahwa hingga saat ini, belum ada perkembangan baru.
“Belum ada kepastian. Karena kita juga belum ketemu (tim). Mereka masih di Pulau, dan tidak ada sinyal,” jelasnya.
Tim gabungan masih melakukan pencarian di kawasan Gunung Api Sangiang dan wilayah sekitarnya.
Kasat Reskrim juga menegaskan bahwa, media tetap harus meminta izin resmi, menghormati hak privasi keluarga, tidak mendahului proses penyelidikan dan menjaga asas praduga tak bersalah.














