Ketiganya saling terhubung dan berpotensi merusak kedaulatan ekonomi serta nilai kekeluargaan bangsa. Oligarki bekerja demi kepentingan sendiri.
Sementara birokrat korup menjadi pintu masuk yang melicinkan kepentingan mereka. Karena itu, posisi Sekda harus benar-benar ditempati sosok yang berani menjadi rem, bukan sekadar mengikuti keinginan pimpinan.
Sekda yang ideal adalah yang berani ngegas ketika menyangkut kepentingan publik, namun tegas mengerem jika ada kepentingan privat yang ingin menunggangi birokrasi.
Harapan kita sama, NTB membutuhkan Sekda yang berintegritas, adil, profesional, dan berdiri tegak untuk kepentingan rakyat. Agar warga NTB tidak “keracunan”.
Redaksi | SIAR POST














