banner 728x250

KPH Sejorong Mataiyang Akan Adakan 11.000 Batang Tanaman Produktif di 2021 Untuk Lahan Kritis di Luar Kawasan Hutan

banner 120x600
banner 468x60

Sumbawa Barat, SIARPOST – Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Sejorong Mataiyang Kabupaten Sumbawa Barat akan mengadakan sekitar 11 .000 batang tanaman produktif yang sebagian besar akan didominasi oleh tanaman jenis buah-buahan.

banner 325x300

Pengadaan tanaman produktif ini sejatinya untuk merehabilitasi dan memulihkan lahan-lahan kritis yang locus nya lebih diutamakan di dalam Kawasan hutan.

Namun demikian, rehabilitasi ini juga mempunyai tujuan lain yaitu untuk melakukan penghijauan di luar Kawasan hutan.

“Ini merupakan bagian tugas tambahan dari KPH yang diamanatkan oleh Dinas kepada UPT KPH,” ujar kepala Balai KPH Sejorong Mataiyang Sumbawa Barat, Syahril SH, saat ditemui di Taliwang, Jumat (13/8).

Terkait dengan rehabilitasi, katanya, khususnya untuk wilayah balai KPH Sejorong Mataiyang ini potensi lahan kritis yang ada di Kawasan hutan memang minim. Namun pengadaan tanaman tersebut untuk merehabilitasi lahan di luar Kawasan hutan.

Baca juga : Satgas Covid-19 Kecamatan Maluk Jemput Pasien Positif Untuk Diisolasi Terpusat

Sementara itu, Kepala Seksi Perencanaan, Pemanfaatan Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat, Anton Wahyu Widodo, mengatakan, memang lahan kritis di Sumbawa Barat minim, kecuali di Kawasan pertambangan PT Aman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).

Tetapi secara teknis, Kawasan itu sudah menjadi bagian atau tanggungjawab pihak perusahaan selaku pemegang izin penggunaan Kawasan hutan.

“Namun demikian, kondisi tersebut juga tidak membuat kita lengah, kita tetap memberikan penyadaran dan motivasi kepada masyarakat untuk tetap menjaga kelestarian lahan agar hijau kembali,” kata Anton.

Terkait dengan lahan-lahan kritis yang ada di luar Kawasan hutan, tambah anton, program KPH yang sudah dilaksanakan selama ini antara lain, kegiatan pembuatan bibit rakyat atau KBR di berapa lokasi sejak tahun 2017.

“Sejak tahun 2017 kami sudah melaksanakan pembuatan bibit rakyat. Sampai saat ini sudah tiga lokasi yang dialokasikan untuk pembuatan bibit salah satunya di Desa Talonang sebanyak 50.000 bibit,” jelasnya.

Fungsi dari pembuatan b ibit tersebut agar kualitas lahan yang di luar Kawasan hutan bisa kembali berfungsi sebagaimana fungsi ekologisnya.

Baca juga : TNI Polri dan Puskesmas Berikan Bantuan Sembako Kepada Warga Yang Selesai Isolasi Terpusat

Tren saat ini, masyarakat yang memiliki lahan hidup di luar Kawasan lebih suka dengan tanaman produktif seperti jenis tanaman buah-buahan

“Tren potensi lahan kritis di wilayah balai KPH Sejorong ini semakin menurun dan ini kita harapkan pada tahun ini tren lahan kritis bisa tuntas atau menjadi zero,” tandasnya.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *