banner 728x250

Tanpa Akses Jembatan, Anak-anak Dusun Stober Alas Barat Terpaksa Seberangi Sungai ke Sekolah

banner 120x600
banner 468x60

 

Jika Banjir, Semua Aktivitas Warga Dusun Stober Terhenti Termasuk Sekolah dan Pelayanan Kesehatan

banner 325x300

 

Sumbawa, SIARPOST | Miris, anak-anak Dusun Stober Desa Gontar Kecamatan Alas Barat, Sumbawa hanya mampu pasrah dengan keadaan akses jembatan yang telah putus pada tahun lalu yang menghubungkan dusun mereka dengan desa seberang tempat mereka sekolah.

Karena jembatan diterjang banjir bandang, mereka terpaksa harus lebih dulu menyebrangi sungai ketika pergi sekolah.

Jika banjir datang, puluhan anak di dusun tersebut tidak bisa sekolah karena tidak ada akses tercepat yang bisa ditempuh.

Bukan saja aktivitas sekolah yang terhenti jika air tinggi di sungai tersebut, tetapi juga aktivitas warga lainnya terhambat. Akibatnya ekonomi pun tidak dapat bergerak pelayanan kesehatan pun tidak terlayani.

“Dulu ada jembatan gantung, tetapi diterjang banjir bandang, pernah juga warga membuat jembatan seadanya secara swadaya tetapi hanyut juga karena banjir bandang,” ujar salah satu tokoh masyarakat Desa Gontar, Biawan yang dimintai keterangan di Alas, Kamis (13/10).

Baca juga : KaKanwil Kemenkumham NTB Tinjau Implementasi Paspor Masa Berlaku 10 Tahun di Imigrasi Sumbawa

Akses jembatan gantung yang menghubungkan Dusun Stober ke Desa Gontar sangat dibutuhkan warga karena tidak ada akses jalan yang terdekat selain menyebrangi sungai untuk menuju Kecamatan Alas.

Belum lagi kalau ada warga yang sakit atau melahirkan, jika bertepatan dengan banjir maka tidak akan bisa secepatnya tertolong karena tidak ada pelayanan kesehatan yang memadai di dusun tersebut.

Jembatan tersebut juga sangat dibutuhkan oleh petani untuk mengangkut hasil pertaniannya.

“Tidak ada akses terdekat mas, kalau anak-anak ke sekolah nyebrang melalui sungai ini sekitar 5 menit. Ada jalan mutar melalui Desa Bungin tetapi sangat jauh,” katanya.

Jika warga mutar melalui akses jalan Bungin akan memakan waktu 30 menit lebih untuk menuju kota Kecamatan Alas.

“Warga merasa jauh jika mutar ke arah Bungin, belum lagi ekonomi warga di sini rendah, ini yang menyebabkan anak-anak enggak mau sekolah kalau banjir datang,” katanya.

Ia mengatakan, tahun lalu pada saat banjir bandang, Wakil Bupati Sumbawa turun untuk melihat kondisi jembatan yang hanyut terbawa banjir. ketika itu Gubernur NTB juga berkunjung ke Kecamatan Alas melihat situasi pasca banjir bandang.

Wakil Bupati menyarankan untuk mengajukan permintaan bantuan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbawa dan Provinsi NTB agar dapat dibantu karena jembatan tersebut masuk dalam kategori fasilitas yang rusak akibat bencana.

Setelah proposal diajukan warga untuk mendapat bantuan, namun hingga saat ini tidak pernah ada respon dari pemerintah daerah maupun provinsi.

Baca juga : Paspor Masa Berlaku 10 Tahun Akan Diterbitkan Mulai 12 Oktober 2022

“Pemerintah mengabaikan kebutuhan masyarakat yang sangat penting, saya berharap pemerintah segera bisa mencari jalan keluar dari permasalahan masyarakat ini. Jembatannya sekitar panjang 50 meter,” katanya.

Sementara itu, Aktivis Perempuan, Yuni Bourhany, meminta kepada pemerintah baik Pemda Sumbawa maupun Pemprov NTB untuk memperhatikan keluh kesah masyarakat yang saat ini belum juga merasa sejahtera.

“Kapan pemimpin kita bisa melihat dan mementingkan kebutuhan masyarakat yang sangat mendesak, selama ini apakah semua sudah tertangani? Buktinya masih banyak masyarakat kita yang belum merasakan kesejahteraan,” ujar Yuni.

Yuni pun tidak serta merta menilai pemerintah tidak baik, namun ia meminta pemerintah memperhatikan warga yang membutuhkan fasilitas di tengah-tengah viralnya kesuksesan NTB dalam menggelar beberapa event internasional.

“Event internasional boleh saja, perkembangan ekonomi NTB yang mana yang meningkat? Apakah sudah dicek perkembangan ekonomi masyarakat miskin?,” Katanya.

Ia berharap pemerintah segera mengakomodir keluhan masyarakat di desa-desa seperti di Dusun Stober Desa Gontar Alas.

“Event internasional MotoGP dan MXGP saja bisa disulap apalagi kebutuhan masyarakat yang sedikit dan sangat penting ini tidak mungkin enggak bisa ditangani,” tutup Yuni.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *