banner 728x250

Dugaan Asuransi Sapi Melalui Jasindo Bodong, Munawir : Para Peternak Tidak Mau Urus

banner 120x600
banner 468x60

 

Mataram, SIARPOST.com | Dugaan penyalahgunaan jasa Asuransi Sapi melalui Jasindo yang dipertanyakan oleh para peternak sapi yang mendapat pembiayaan KUR dari Bank NTB Syariah dan BNI akhirnya mendapat jawaban dari seorang penyedia sapi, Munawir asal Mataram.

banner 325x300

Munawir membantah jika asuransi sapi tersebut bodong, seperti yang disampaikan oleh seorang peternak sapi asal Desa Bleke Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah, Jalaluddin beberapa waktu lalu.

Baca juga : Pindah Tugas Dalam Waktu Dekat, Danrem 162/WB Gelar Olah Raga Bersama Sekaligus Pamitan

Munawir mengatakan, bahwa para peternak lah yang tidak mau mengurus asuransi sapi yang sudah diberikan olehnya, pada masing-masing sapi yang ia jual. Padahal sapi-sapi tersebut sudah didaftarkan ke asuransi.

“Mereka gak mau mengurus, asuransi itu kan simple, minta surat keterangan mati dari UPT setempat dan klaim setelah itu dibayar,” ujar Munawir saat dimintai keterangan beberapa waktu lalu.

Ia juga mengatakan pengurusan asuransi di Jasindo itu sangat mudah, bahkan jika ada sapi Munawir yang mati, maka ia langsung membuat surat keterangan dan melakukan klaim.

“Asuransi itu pakai Jasindo, dengan tagihan Rp1,7 juta untuk asuransi jiwa nasabah dan peternak. Sapi yang mati akan diganti 100 persen oleh Bank BNI. Jika tidak ada kejadian maka dana tersebut hangus,” katanya.

Baca juga : Satgas Mafia Tanah Kejati NTB Akan Dalami Penerbitan Sertifikat Lahan Pantai Duduk

Munawir pun menceritakan pada saat Jalaluddin bersama para peternak lainnya mendatanginya di kandang Desa Tratak dan memilih sapi dari petunjuk pihak Bank. Setelah deal harga, kemudian sapi tersebut dibawa ke kandang para peternak.

Usai dibawa ke kandang peternak sapi yang mendapat KUR dari Bank, Munawir pun melakukan penandaan atau Eartag sebagai tanda bahwa sapi-sapi tersebut sudah didaftarkan melalui asuransi Jasindo.

“Saat dibawa ke kandang itu belum dibayar, setelah seminggu baru saya dibayar oleh pihak Bank,” jelas Munawir.

“Eartag itu sebagai dasar untuk pencairan, tanpa Eartag Jasindo gak mau bayar,” ujarnya lagi.

Penjelasan ini seolah membantah statemen para peternak di Praya Timur yang menduga asuransi sapi mereka disalahgunakan oleh Munawir.

Selama ini, para peternak tersebut mengaku tidak pernah bisa mengajukan klaim asuransi walaupun ada sejumlah sapi yang mati karena PMK dan beberapa hal lainnya.

Mereka mengira bahwa sapi yang diberikan Eartag itu bukan sapi-sapi mereka melainkan sapi Munawir. Karena saat itu Munawir tidak pernah memberikan berkas fisik atau dokumen yang membuktikan bahwa sapi-sapi mereka sudah didaftarkan di Asuransi.

Hal itu terbukti, Jalaluddin pernah bertanya dan mengecek Eartag sapi-sapi para peternak kepada seorang dokter hewan, tetapi dokter tersebut mengatakan, sapi-sapi tersebut tidak tercantum di Jadisindo.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *