MATARAM, SIARPOST – Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mencatat angka stunting di NTB sebesar 24,6%. Angka ini masuk katagori angka stunting yang tinggi.
Angka 24,6% tersebut juga termasuk tinggi berdasarkan WHO yang mengkategorikan angka stunting 21,5% adalah tinggi.
Tahun 2024 target angka stunting di NTB dipatok pada angka 14%.
Data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) mencatat angka prevelensi stunting tertinggi di Indonesia naik dari 31,4% menjadi 32%. NTB bisa dianggap berhasil jika angka stunting dibawah angka tersebut.
Data Dinas Kesehatan NTB, Usia anak yang menderita stunting ini sering terjadi pada usia 6 – 24 bulan.
Temuan Dinas Kesehatan lainnya yaitu terkait dengan pola asuh yang belum sesuai dengan kebutuhan anak. Misalnya anak yang diasuh oleh nenek atau keluarga yang lain lantaran orang tuanya pergi bekerja ke luar negeri menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI).
BACA JUGA : Layani SIM Gratis Bagi Disabilitas dan Masyarakat Peduli Sampah, Kasat Lantas Polres KLU Terima Penghargaan
Namun Pemprov NTB hingga kini masih terus menggencarkan penanganan kasus stunting. Dengan mengantongi data by name by address, Pemprov NTB melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) melakukan intervensi dengan sejumlah upaya di lapangan.
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI).
SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.(Edo)
