banner 728x250

Gubernur NTB Soroti Potensi Besar Smelter dan Berharap Hilirisasi Dapat Segera Dilakukan, Tokoh Masyarakat Tolak Keras Relaksasi

banner 120x600
banner 468x60

 

Sumbawa Barat, SIAR POST – Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal, melaksanakan Safari Ramadhan sekaligus kunjungan kerja (kunker) ke Pulau Sumbawa.

banner 325x300

Dalam kunjungannya, Gubernur yang akrab disapa Mamiq Iqbal ini menyoroti potensi besar dari pembangunan smelter yang diharapkan dapat menghadirkan industri baru dan meningkatkan perekonomian daerah.

BACA JUGA : Parkir Motor Karyawan PT AMMAN Semrawut Gunakan Bahu Jalan, Langgar Aturan dan Bikin Kemacetan

“Segera bisa beroperasi penuh, dan by produk yang muncul dari smelter ini bisa menghasilkan industri baru,” jelas Gubernur Lalu Muhamad Iqbal seusai melihat produk dari smelter, Amman, Sabtu (08/03/2025).

Dalam rangkaian Safari Ramadhan itu Gubernur Lalu Muhamad Iqbal menilai setelah melihat produk smelter yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat tersebut penyelenggaraanya sudah sangat baik, terlihat sudah adanya power plan dan Self- sufficient atau kebijakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri, baik dalam skala daerah, keluarga, maupun individu dapat terpenuhi.

“Sudah ada power plan yang dibangun, sehingga self-sufficient paling tidak bisa memenuhi kebutuhan powernya sendiri,” tambahnya.

Menurutnya, dengan adanya smelter, Sumbawa memiliki peluang besar untuk berkembang menjadi kawasan industri berbasis mineral.

Selain itu, kehadiran industri turunan dari smelter diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah hasil tambang dan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah.

“Tadi kita sudah lihat ada asam sulfat, silver dsb, harapannya hilirisasi bisa dilakukan di sekitar sini dan dapat memberikan dampak positif untuk masyarakat sekitar,” tegasnya.

BACA JUGA : Pameran Khazanah Ramadhan, Museum NTB Sajikan Iman Dalam Seni dan Budaya

Safari Ramadhan Gubernur Iqbal di Pulau Sumbawa akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan dengan agenda kunjungan ke berbagai titik strategis, termasuk meninjau sektor UMKM, jembatan amblas dan tanah longsor di Lunyuk Kabupaten Sumbawa Besar.

Disisi lain, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) meminta relaksasi izin ekspor konsentrat tembaga kepada pemerintah, permintaan itu diajukan oleh Presiden Direktur AMNT, Rachmat Makkasau saat RDP dengan DPR RI Komisi XII beberapa waktu lalu di Jakarta.

Permintaan diajukan karena smelter perusahaan masih dalam tahap penyelesaian dan belum bisa beroperasi penuh.

Koordinator Aliansi Front Pemuda Taliwang (FPT) dan Forum Dinamika Jakarta (FDJ), Muhammad Sahril Amin Dea Naga menilai, seharusnya perusahaan tidak lagi meminta relaksasi izin ekspor karena pemerintah sudah memberikan batas relaksasi pada perusahaan tersebut pada Februari 2025.

“Langkah meminta relaksasi ini hanya alasan saja, ini ” Lagu Lama” yang setiap tahun selalu muncul. Ini akal bulus aja. Kita harapkan pemerintah juga tegas kepada perusahaan ini sehingga bisa mempercepat proses commissioning,” Ujar Sahril.

Sahril mengatakan, jika relaksasi diberikan dan perusahaan kembali melakukan ekspor konsentrat, maka itu akan melanggar UU Minerba.

“Memang tidak bisa dihindari, di satu sisi smelter belum siap, tapi jika tetap diberikan izin, harus dengan cara-cara yang bertanggung jawab. Jangan sampai hal ini hanya jadi alasan saja dari perusahaan,” kata Sahril.

Aktivis perempuan NTB asal Sumbawa Barat, Yuni Bourhany angkat bicara terkait dengan relaksasi yang diminta oleh PT AMNT tersebut. Yuni meminta Gubernur NTB bisa menyikapi izin relaksasi yang pasti akan kembali merugikan daerah.

“Kami meminta Gubernur NTB Miq Iqbal merespon dan memberikan tanggapan terkait relaksasi ekspor PT AMNT, jangan sampai daerah terus merugi,” Ujar Yuni.

Yuni menegaskan, hal ini menjadi catatan penting bagi Gubernur NTB, karena ia akan bertanggung jawab atas 5 juta jiwa masyarakat NTB yang selama ini sama sekali tidak dapat apa-apa dari keberadaan tambang PT AMNT.

BACA JUGA :  Dugaan Korupsi Terstruktur di DPRD NTB, BPK Temukan Kejanggalan Setiap Tahun, Ternyata Ada SPPD Fiktif Pada 2023

Dikutip dari salah satu media online, PT AMNT juga memperoleh izin ekspor konsentrat tembaga sejumlah 587.330 wet metric ton (wmt) atau setara 534.000 dry metric ton (dmt) yang berlaku hingga 23 Desember 2024.

Presiden Direktur Amman Mineral Rachmat Makkasau mengungkapkan, smelter yang dibangun oleh anak usaha mereka, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), baru mencapai kapasitas operasi sekitar 48%. Smelter ini berlokasi di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, dengan kapasitas pengolahan 900.000 ton konsentrat tembaga per tahun.

Selain itu, larangan ekspor juga berdampak pada pendapatan daerah yang diperkirakan akan berkurang hingga Rp 5,6 triliun pada 2025.

 

(Kominfotikntb/Feryal).

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *