banner 728x250

Waspada! Modus Baru Penipuan KTP Digital, Mengaku Petugas Dukcapil Minta Data Pribadi Lewat Telepon

banner 120x600
banner 468x60

 

MATARAM, SIAR POST | Seorang warga Kota Mataram nyaris menjadi korban penipuan bermodus permintaan data pribadi oleh oknum yang mengaku sebagai petugas dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil). Peristiwa ini terjadi pada Rabu (21/5/2025).

banner 325x300

Ketika korban menerima panggilan dari seseorang yang mengklaim bernama Guntur Wijaya, staf pelayanan di loket 1 Dukcapil Kabupaten Sumbawa Barat.



Pelaku berdalih bahwa data pribadi korban perlu segera diperbarui untuk proses registrasi ulang dan pengaktifan KTP digital.

Ia mendesak korban agar segera memberikan data lengkap, termasuk NIK, nama ibu kandung, hingga alamat dan informasi sensitif lainnya.

Namun, korban merasa curiga dengan nada bicara pelaku dan alasan yang diberikan.

BACA JUGA : Aksi Jilid III Akan Meledak! Ribuan Warga Siap Blokade Poto Tano, Tuntut Provinsi Pulau Sumbawa: “20 Tahun Pemerintah Hanya PHP!”

“Saya bilang besok saja saya datang ke kantor, tapi dia tetap memaksa. Katanya ini harus cepat karena sistem akan ditutup,” ujar korban yang meminta identitasnya dirahasiakan.

Kecurigaan korban terbukti benar. Setelah mengonfirmasi langsung ke kantor Dinas Dukcapil Kabupaten Sumbawa Barat, sesuai alamat domisili, petugas menyatakan bahwa tidak ada pegawai bernama Guntur Wijaya di unit pelayanan mereka.



Artinya, ini adalah upaya penipuan yang mengatasnamakan instansi resmi untuk mencuri data pribadi.

“Pelaku tahu nama dan alamat saya, tapi saya tidak pernah memberikan informasi tambahan. Saya khawatir ini digunakan untuk kejahatan seperti pinjaman online atau pembobolan data,” ungkap korban.

BACA JUGA : Pemerintah Belum Kasih Izin, Proyek Tambang PT STM di Dompu Terancam Gagal Dilanjutkan

Jangan pernah memberikan NIK, nomor KK, nama ibu kandung, atau informasi pribadi lainnya melalui telepon.

Simpan dan rahasiakan data kependudukan Anda.



Periksa ulang keabsahan panggilan atau pesan yang mengatasnamakan instansi resmi.

Segera laporkan ke pihak berwajib jika Anda mengalami kejadian serupa.

Modus penipuan semacam ini kian marak seiring masifnya digitalisasi layanan pemerintahan. Oleh karena itu, kewaspadaan dan literasi digital menjadi kunci perlindungan diri dari ancaman siber yang semakin canggih.

Redaksi___

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *