banner 728x250

Tramadol: Obat Legal yang Bisa Mematikan, BBPOM Mataram Perketat Pengawasan Apotek dan Klinik

banner 120x600
banner 468x60

Kepala BBPOM di Mataram Yosef Dwi (tengah) dalam salah satu acara BPOM beberapa waktu lalu. Dok istimewa

Mataram, SIAR POST – Di balik label “obat legal”, Tramadol ternyata menyimpan bahaya yang serius bagi masyarakat, khususnya generasi muda.

banner 325x300

Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Mataram, Yosef Dwi Irwan, menyatakan bahwa peredaran tramadol ilegal kini menjadi tantangan utama pengawasan obat di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB).



Dalam keterangannya, Kamis (12/6/2025), Yosef menegaskan bahwa penyalahgunaan Tramadol, Trihexyphenidyl, dan Dextromethorphan menjadi perhatian serius BBPOM. Apalagi sebagian besar produk yang ditemukan di lapangan ternyata diproduksi secara ilegal, bukan oleh industri farmasi resmi.

“Tramadol dan obat sejenis yang kami temukan tidak memiliki izin edar dan berasal dari pabrik ilegal di Pulau Jawa. Peredarannya ke NTB dilakukan melalui jalur ekspedisi dan transaksi online,” ungkap Yosef.



Untuk mengatasi penyalahgunaan ini, BBPOM Mataram secara rutin melakukan pengawasan ketat di berbagai sarana pelayanan kefarmasian, seperti apotek, rumah sakit, klinik, dan puskesmas.

Langkah ini dilakukan untuk mencegah adanya peredaran obat ke jalur ilegal, serta memastikan setiap obat disalurkan sesuai ketentuan.

“Sampai hari ini, belum ditemukan pelanggaran distribusi dari fasilitas resmi. Tapi kami tidak lengah, karena jalur ilegal terus bergerak secara sembunyi-sembunyi,” tegas Yosef.

BACA JUGA : Dr. Cahyono Bongkar Fakta Mengejutkan: Diabetes, Hipertensi, dan Kanker Ternyata Bisa Sembuh 

Tramadol, Ancaman Diam-diam Bagi Remaja

Aktivis perlindungan remaja NTB, Feryal, menyampaikan keprihatinannya terhadap meluasnya penyalahgunaan tramadol yang kini sudah menyasar pelajar SMP dan SMA.

“Obat ini bukan hanya menyebabkan kecanduan, tapi juga mendorong tindakan kriminal seperti tawuran, pencurian, dan kekerasan. Ini pintu masuk ke penyalahgunaan narkoba yang lebih berat seperti ganja dan sabu,” ujarnya.



Efek tramadol tidak hanya merusak secara fisik, tapi juga memengaruhi mental dan kemampuan intelektual remaja. Para pengguna sering menunjukkan perubahan perilaku drastis, seperti mudah marah, gelisah, sulit tidur, dan berani melakukan kekerasan.

“Kalau kita melihat perubahan sikap anak atau keluarga, jangan tunggu lama. Cegah sebelum terlambat,” tambah Feryal.

Viral di TikTok: Tramadol Disebut ‘Narkoba Rakyat Jelata’

Sebuah video dari akun TikTok Warga_Progresif juga menyoroti tren tramadol di kalangan remaja. Dalam video tersebut, dokter Nabila Salamah, Kepala Seksi Pelayanan Medik RSUD Tamansari, menyebut tramadol sebagai pemicu remaja menjadi agresif dan berani tawuran.

BACA JUGA : Rute Baru Bima–Labuan Bajo Dibuka! Wings Air Terbang 4 Kali Seminggu Mulai 11 Juni 2025

“Efeknya nyata: halusinasi, hilang kendali, lupa sekolah, bahkan kecanduan berat. Ini bukan mitos. Banyak remaja datang ke rumah sakit dalam kondisi trauma karena efek tramadol,” ungkap dr. Nabila.

Tramadol memang masih tergolong obat legal, namun ketika digunakan tanpa resep dan dalam dosis tidak wajar, obat ini berubah menjadi jebakan mematikan.



BBPOM dan BNN Siap Edukasi dan Awasi Lebih Kuat

BBPOM Mataram bersama aparat hukum dan Badan Narkotika Nasional (BNN) terus berkomitmen memperkuat edukasi publik dan pengawasan distribusi obat.

Yosef berharap masyarakat bisa berperan aktif, mulai dari lingkungan keluarga hingga sekolah, untuk mengenali dan mencegah penyalahgunaan obat-obatan seperti tramadol.

“Kami siap bersinergi dengan sekolah dan komunitas untuk membuka layanan konseling dan edukasi remaja. Ini bukan sekadar pengawasan hukum, tapi penyelamatan generasi,” pungkas Yosef.

Redaksi___

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *