banner 728x250

Keris Lombok Bewaran Kembali Digelar di Narmada: Angkat Budaya, Dongkrak Pariwisata Lombok Barat

banner 120x600
banner 468x60

Lombok Barat, SIAR POST – Event budaya tahunan Keris Lombok Bewaran kembali digelar di Taman Narmada, Lombok Barat, Sabtu (28/06/2025).

banner 325x300

Kegiatan yang diawali dengan sarasehan budaya ini merupakan penyelenggaraan ke-5 yang diinisiasi Majelis Adat Sasak (MAS) bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Barat.

Acara tersebut turut dihadiri oleh Bupati Lombok Barat Lalu Ahmad Zaini, jajaran DPRD Lobar, Ketua dan Pengurus MAS, budayawan Sasak, serta perwakilan dari OPD Pemkab Lobar, termasuk Dinas Pariwisata, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB, hingga Direktur PT Tripat.

BACA JUGA : https://siarpost.com/2025/06/28/dana-bos-rp25-miliar-digerogoti-sejumlah-sekolah-di-sumbawa-barat-akali-lpj-belanja-fiktif-hingga-belanja-diluar-aturan/

Peresmian event ditandai dengan pemukulan gong oleh Bupati Lalu Ahmad Zaini, sekaligus peluncuran Kemalik Bangse Sasak Ma’ul Hayat atau Air Kehidupan. Puncak acara akan digelar malam hari dengan tradisi Pemandian Pusaka (Keris) yang sarat nilai spiritual dan sejarah.

Dalam sambutannya, Bupati LAZ menekankan pentingnya pelestarian pusaka budaya seperti keris yang telah diakui UNESCO.

Ia berharap agar event semacam ini tidak hanya terbatas pada kalangan komunitas budaya, melainkan masuk ke dalam kalender pariwisata daerah dan dipromosikan secara masif.

“Kita punya begitu banyak budaya yang bisa dikemas menarik. Kalau kita jujur, Peresean lebih atraktif dari Tari Kecak, tapi kenapa yang menghasilkan PAD Rp150 miliar justru Tari Kecak?” katanya. Menurutnya, ini adalah tantangan sekaligus peluang untuk memperkenalkan budaya Sasak secara lebih luas dan komersial.

BACA JUGA : https://siarpost.com/2025/06/28/suaib-qury-genggam-mimpi-percaya-proses-kunci-sukses-adalah-keyakinan-dan-ketekunan/

Bupati juga mendorong agar budayawan dan pelaku pariwisata menggali dan menarasikan sejarah situs dan benda budaya, termasuk keris dan Ma’ul Hayat, agar dapat dijadikan produk wisata yang diminati.

Sementara itu, Ketua MAS, Lalu Sajim Sastrawan, menegaskan bahwa sarasehan ini bukan sekadar pelengkap acara, tetapi menjadi momen penting mengenalkan sejarah dan kekayaan keris kepada masyarakat umum, tidak hanya kepada tokoh adat.

“Keris bukan hanya milik Puri atau bangsawan. Keris rakyat juga punya sejarah dan nilai. Bahkan, banyak keris kita yang dulunya dibawa ke Belanda saat masa penjajahan,” ungkapnya.

Ia pun mengajak semua pihak, dari pelaku usaha, komunitas pariwisata hingga media, untuk duduk bersama memperkuat promosi budaya sebagai daya tarik wisata yang berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat.

“Koordinasi penthahelik sangat dibutuhkan. Kalau kita kompak, wisatawan akan berdatangan, dan ekonomi masyarakat pasti ikut bergerak,” tutupnya.

Redaksi___

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *