Lombok Utara, SIARPOST – Di tengah dominasi layar gawai dan menurunnya minat baca generasi muda, sebuah ruang kecil di Desa Bentek, Kecamatan Gangga, Lombok Utara, justru menyala terang sebagai mercusuar literasi.
Namanya Perpustakaan “Polah Palih Polos”, berdiri di atas lahan sempit berukuran 3 x 7 meter, namun menyimpan semangat besar: mencerdaskan desa lewat budaya membaca.
Didirikan sejak 2017, perpustakaan ini bukan sekadar tempat menyimpan buku. Ia menjadi simbol perubahan masyarakat, seperti makna namanya: Polah Palih Polos, yang berarti berubah secara jujur dan apa adanya.
BACA JUGA : Pembayaran Program RTG Belum Jelas, Aplikator Mengadu ke DPRD Lombok Utara
Filosofi ini menjadi pijakan Agus Susanto, S.Pd., dan Muksin—dua pemuda penggerak perpustakaan—yang sejak awal mengelolanya tanpa upah sepeser pun dari pemerintah.
“Kami ingin menjadikan perpustakaan ini sebagai ruang pembelajaran masyarakat menuju kesejahteraan,” ujar Agus, Senin (14/7/2025).
Perjuangan mereka bukan tanpa tantangan. Perpustakaan ini sempat lumpuh saat gempa mengguncang Lombok, lalu kembali terpukul saat pandemi melanda. Tapi alih-alih menyerah, Agus dan Muksin terus bergerak.
Pada 2023, upaya mereka membuahkan hasil: perpustakaan ini resmi mengantongi Nomor Pokok Perpustakaan (NPP) dari Perpustakaan Nasional RI.
BACA JUGA : Pemasangan 5.500 PJU di Lombok Utara Ditarget Tuntas 2 Tahun
Kini, lebih dari 2.000 buku dan dua unit komputer tersedia untuk melayani warga dari semua kalangan: anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia. Layanan baca di tempat, peminjaman buku, akses referensi, layanan digital, hingga internet gratis, dibuka setiap hari kerja pukul 08.00–14.00 WITA.
Desa Bentek sendiri merupakan salah satu desa moderasi beragama di NTB, dihuni sekitar 7.345 jiwa yang hidup berdampingan dalam tiga keyakinan: Islam, Hindu, dan Buddha. Keberadaan perpustakaan ini pun turut memperkuat harmoni dan kecintaan pada ilmu di tengah masyarakat majemuk.
Tahun ini, “Polah Palih Polos” kembali mencatat langkah penting: mewakili desa dalam lomba perpustakaan tingkat Kabupaten Lombok Utara dan ikut seleksi lomba perpustakaan desa tingkat nasional.
Tak hanya masyarakat, dukungan penuh juga datang dari jajaran pemerintahan desa. Kepala Desa Bentek, Warna Wijaya; Ketua BPD, Zulhadi, S.IP., M.IP.; Direktur BUMDes, Sandi Jujtitia Putra, S.I.Kom., MA; hingga Sekretaris Desa, Anto, menyatakan komitmennya untuk terus mendorong pertumbuhan literasi di desa.
“Kami sepakat bahwa kemajuan desa bukan hanya soal pembangunan fisik, tapi juga pembangunan manusia yang berilmu, berkarakter, dan melek literasi,” tambah Agus.
BACA JUGA : POBSI Kota Mataram Klarifikasi Isu Pungli: Turnamen Biliar Tetap Gratis, Tak Ada Paksaan 5 Persen
Lewat ajakan terbuka, Agus mengajak seluruh warga untuk tidak hanya melihat perpustakaan sebagai tempat membaca, tetapi juga sebagai pusat tumbuhnya ide-ide cemerlang, dialog antarwarga, serta ladang menanam harapan untuk masa depan yang lebih cerah.
“Ayo datang ke Perpustakaan Polah Palih Polos! Baca buku, gali ilmu, dan mari wujudkan Desa Bentek yang maju, mandiri, dan sejahtera lewat budaya literasi,” pungkasnya penuh semangat. (Niss)