Balai Inseminasi Buatan Banyumulek, Penyumbang PAD Terbesar di NTB

Mataram, SIARPOST – Balai Inseminasi Buatan Daerah (BIBD) Banyumulek Provinsi NTB adalah salah satu UPT yang berkontribusi besar terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Tidak tanggung-tanggung, UPT Balai Inseminasi Buatan (IB) menyumbang PAD sekitar Rp665 juta per tahun, jika hasil produksi semen beku (Sperma sapi yang dibekukan) mencapai 100 ribu dosis.

“Memang potensi yang bisa dieksplore di sini sangat besar. Ini salah satu UPT yang berkontribusi besar dalam menghasilkan PAD di Dinas Peternakan,” ujar Kepala Balai IB, Muhammad Nur, saat ditemui di kantornya beberapa waktu lalu.

Bahkan, tambah M Nur, jika saja hasil produksi mencapai 130 ribu straw atau dosis semen beku maka penghasilan akan mencapai Rp864.500.000.

Dari target produksi yang ditetapkan BIBD pada tahun sebelumnya, hasil produksi mencapai antara 100 ribu sampai 125 ribu straw semen beku.

“Kalau kita kalikan hasil produksi ratusan ribu tadi dengan harga satu straw Rp6.650, maka tinggal diakumulasikan,” katanya.

Baca juga : Kementerian PUPR Serahkan Aset PSU Rp 504 Juta ke Pemkab Tanah Bumbu

Tarif atau harga satu straw atau satu dosis semen beku Rp6.650, harga tersebut sudah diatur dalam peraturan daerah tentang tarif.

“Pendapatan kita sangat berbanding lurus dengan modal atau anggaran biaya operasional yang diberikan oleh pemerintah, semakin banyak anggaran maka hasil produksi pun akan semakin tinggi,” katanya.

Saat ini, Balai Inseminasi Buatan mendapat anggaran sebesar Rp1,6 miliar dan itupun masih terasa kurang, karena masih banyak jenis sapi-sapi yang diperlukan dalam proses produksi.

“Tentu kami sangat berharap agar jenis sapi ini diperbanyak untuk meningkatkan hasil produksi,” katanya.

M Nur menambahkan, Balai Inseminasi Buatan masih kekurangan sapi jenis Limosin dan Simental. Jika memungkinkan ia berharap pemerintah juga dapat mengadakan sapi-sapi yang lebih diminati oleh masyarakat saat ini seperti jenis Belgian Blue.

“Kemarin Belgian Blue sudah kami ujicoba melakukan transfer embrio dan di sejumlah kabupaten di NTB juga sudah mulai diujicobakan,” jelasnya.

Saat ini BIBD NTB sudah mempersiapkan proses produksi untuk jenis Sapi Simental hasil Penjaringan Transfer Embrio, dua ekor Limousine dan empat ekor Simental merupakan hibah dari Direktorat Perbibitan Ditjen PKH.

Harapannya adalah mencukupi kebutuhan Semen beku/straw bagi kebutuhan lokal dalam daerah, karena saat ini distribusi semen beku/straw untuk jenis Simental dan Limousine berasal dari BBIB Singosari dan BIB Lembang.

BAca juga : Masyarakat Desa Air Suning Membludak Mendatangi Gerai Vaksin

Selain melakukan inseminasi buatan memproduksi semen beku, Balai IB juga melaksanakan kegiatan nasional yaitu “SiKomandan” untuk mendukung swasembada daging secara nasional.

“SiKomandan” adalah kegiatan yang berorientasi pada kelahiran dan peningkatan Populasi. Ada beberapa komponen yang dilaksanakan yaitu inseminasi buatan, pemeriksaan kebuntingan dan pelaporan kelahiran.

Ada beberapa jenis sapi yang ditangani di Balai IB, dari 15 sapi Bali di antaranya enam ekor sudah bersertifikasi SNI.

Sementara jenis sapi brangus 12 ekor dan hanya satu ekor yang sudah bersertifikasi.

Sapi Brangus merupakan salah satu ciri khas sapi potong yang dikembangkan di Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah. Sapi ini merupakan jenis persilangan sapi American Brahman dengan Aberden Angus yang direproduksikan secara inseminasi buatan.

Kemudian berdasarkan permintaan dan kebutuhan masyarakat, Balai IB juga memiliki lima ekor jenis sapi Simental di antaranya empat dalam tahap ujicoba produksi. Sementara satu sapi jenis Limosin juga dalam tahap ujicoba produksi.

M Nur juga berharap, peningkatan kapasitas SDM sangat dibutuhkan untuk mendukung proses produksi yang optimal, sehingga menghasilkan semen beku yang berkualitas yang akan diedar ke masyarakat.

Baca juga : PNS dan Honorer di KSB Yang Belum Divaksin Tidak Akan Dibayar Gaji dan Tunjangannya

“Tentu juga proses sertifikasi sangat dibutuhkan karena untuk syarat peredaran semen beku di lapangan harus ber SNI,” katanya.

Ia menambahkan, ke depan melalui upaya peningkatan produksi semen beku dari empat jenis Sapi yang ada yaitu Sapi Bali, Brangus, Simental dan Limousine diharapkan dapat meningkatkan kelahiran sapi.

Sekaligus sebagai upaya peningkatan PDRB seperti yg tertuang dalam RPJMD 2018 – 2023 dan akan berimplikasi terhadap peningkatan kesejahteraan peternak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Oi, gak boleh Copas, minta izin dulu