/ Letak Startegis Diapit Dua Destinasi Super Prioritas, Kabupaten Bima Bakal Jadi Wisata Dunia
Mataram, SIARPOST – Kabupaten Bima adalah daerah yang berada di Timur Pulau Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat, letaknya sangat strategis untuk pengembangan pariwisata dunia.
Bahkan kabupaten yang jumlah penduduk sekitar 532 ribu jiwa ini memiliki sejuta potensi alam dan menawarkan banyak spot pariwisata.
Namun sayangnya, saat ini pariwisata di Kabupaten Bima relatif belum mampu dikelola secara maksimal, hal itu dikarenakan kemampuan APBD yang terbatas dan karakter masyarakat yang perlu penyadaran dan pemberdayaan dalam mengembangkan pariwisata termasuk pada sisi keamanan.
Salah satu tokoh masyarakat Kabupaten Bima, Drs H Muzakkir, MSc, yang akrab disapa Om Jack, mencetuskan sebuah ide atau gagasan yang cukup menarik untuk mengembangkan potensi pariwisata Kabupaten Bima.
Baca juga : Lombok Barat Mulai Berikan Vaksin Tahap 3 Booster Kepada Masyarakat
Om Jack saat ditemui di Mataram, beberapa waktu lalu mengatakan, ide ini adalah pengembangan wisata LA SAKOSA (Lambu, Sape, Komodo dan Sangiang) Kabupaten Bima.
Ia mengakui, ide ini menjadi menarik sejak terbitnya PERPRES 32 Tahun 2018 tentang Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores dimana Kabupaten Bima menjadi kawasan kordinasinya.
Dalam ide tersebut diproyeksikan sebuah kegiatan besar untuk mengembangkan pariwisata bahkan menjadi salah satu kawasan ekonomi khusus (KEK) di Kabupaten Bima.
“Selama ini ada anggapan bahwa pengembangan Pariwisata lebih terfokus di Pulau Lombok, sementara di pulau Sumbawa masih relatif tertinggal. Yang sekarang ada Samota di Sumbawa dan Tambora di Dompu dan Bima tetapi itu pun belum maksimal,” katanya.
Banyak hal yang menyebabkan pariwisata di Pulau Sumbawa khususnya Bima tidak bisa berkembang, salah satunya adalah keamanan. Sehingga para investor masih berat mempertimbangkan untuk berinvestasi.
“Ini tugas kita bersama, saya punya cita-cita besar membangun kawasan ekonomi khusus di Bima, seperti yang sudah bagus di Lombok dengan KEK Mandalika, apalagi LA SAKOSA diapit oleh dua destinasi pariwisata super prioritas yaitu MANDALIKA dan LABUHAN BAJO,” kata mantan Kepala Bappeda Kabupaten Bima tersebut.
Mengembangkan pariwisata dan membangun kawasan ekonomi khusus di Bima, bagi Om Jack sangat beralasan, karena Kabupaten Bima berada di kawasan yang sangat strategis.
Baca juga ; Ketua GANN NTB : Permainan Aparat Licinkan Pergerakan Para Bandar Narkoba
“Seperti telah dijelaskan diatas bahwa Bima ini masuk dalam wilayah koordinasi pengembangan otorita Labuhan Bajo, sesuai Perpres 32 tahun 2018 wilayah koordinasinya di Kecamatan Sape dan Lambu,” kata Om Jack.
Faktor strategis lainnya, tambah Om Jack, saat wisatawan jenuh dengan Bali, Lombok dan Labuhan Bajo pastinya Sumbawa Bima dan Dompu akan jadi tujuan alternatif. Apalagi Bima ini dekat dengan Labuhan Bajo pastinya akan dikunjungi wisatawan dunia.
Di sisi kuliner, jika Lombok punya ayam taliwang, Bima juga tidak kalah dengan masakan “Ikan Palamara”, juga penghasil bandeng dan udang yang melimpah. Begitu juga budaya dan kerajinan lokal Bima yang variatif.
Pada sisi infrastruktur, Kabupaten Bima mempunyai Bandar Udara, jalan yang sudah mulai tertata bagus, dan pelabuhan yang siap digunakan untuk akses wisatawan berkunjung ke Bima.
“Akses ini yang paling utama yang menjadi penentu orang mudah datang ke Bima. Infrastruktur itu tinggal dikembangkan untuk mendukung ide KEK Kabupaten Bima,” ujarnya.
Semua ide dan gagasan besar ini tentunya membutuhkan banyak anggaran. APBD Kabupaten Bima yang hampir 2 triliun pada tahun 2020 lalu juga rasanya tidak cukup untuk membangun KEK Bima ini.
Baca juga : Bejad, Oknum Kades di Bima Setubuhi Anak Dibawah Umur, Kejadian Terkuak Melalui Chating Messenger
“Saya yakin, dengan rencana-rencana ini pertumbuhan pariwisata dan ekonomi NTB bagian timur akan meningkat dan berkembang, bukan hanya bicara Lombok saja. Masyarakat di NTB bagian timur ini juga butuh perhatian,” katanya.
Jika ini bisa direalisasikan maka tingkat keamanan juga akan meningkat, karena konsep LA SAKOSA Bima ini akan melibatkan masyarakat setempat seperti tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan Kelompok Sadar Wisata.
“Konsep kita, nanti akan melibatkan masyarakat dalam membangun pariwisata ini, sehingga yang mengelola dan menjaga keamanan itu mereka sendiri,” katanya.
Untuk itu, dengan ide LA SAKOSA ini, Om Jack berusaha mencari pendanaan baik dana APBD Provinsi maupun dana dari APBN, sehingga dapat merealisasikan projek besar yang diharapkan masyarakat Bima ini.
“Kami sangat berharap ini dapat direalisasikan, NTB bagian barat sudah sangat luarbiasa, sekarang di timur NTB sana juga berharap berkembang agar merata. Master Plan nya juga kita lagi siapkan,” tandasnya.
Merespon ide dan gagasa dari Om Jack, Kepala Dinas PU PR Provinsi NTB, Ir H. Ridwansyah, mengatakan, ada pembagian kewenangan provinsi dan Kabupaten, namun untuk membangun LA SAKOSA ini ia mengarahkan ke Bappeda Provinsi NTB untuk menjawabnya, karena ini kebijakan.
“Tentu infrastrukturnya sesuai master plan dan ketersediaan anggaran. Kedepan kita semua terutama Kabupaten harus lebih proaktif menjual konsep LA SAKOSA ini,” kata Ridwansyah.
Ia sangat merespon baik semua niat baik dari tokoh masyarakat, apalagi secara spasial, LA SAKOSA ini diapit oleh dua destinasi pariwisata super prioritas yaitu MANDALIKA dan LABUHAN BAJO.