Dampak Smelter Rampas Kehidupan Warga, Ketakutan Suara Bising dan Dentuman Keras Hingga Gangguan Debu
Smelter PT AMNT.
MATARAM, SIARPOST | Hasrat Pemerintah untuk membangun Pabrik Smelter Aman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di Sumbawa Barat mengakibatkan kehidupan masyarakat Kecamatan Maluk terganggu. Mereka harus menerima dampak yang mengganggu kehidupan sehari-hari.
Warga setempat yang tinggal berdekatan dengan lokasi Smelter PT AMNT saat ini merasa ketakutan dengan dampak dari operasional perusahaan. Sejak konstruksi, warga sudah merasakan suara bising hingga dentuman keras.
Hal itu membuat warga di Desa Bukit Damai dan Otak Keris merasa ketakutan dan sangat terganggu dengan adanya kejadian tersebut.
“Kami merasa sangat takut dengan suara bising dari operasional smelter ini, getaran, asap debu, bagaimana kalau terjadi ledakan, kog smelter berada di dekat perkampungan,” ujar salah satu warga Maluk yang tidak dipublikasikan namanya saat diwawancarai, Jumat (8/11/2024).
Ia mengungkapkan bahwa jarak smelter dengan rumah warga cuma dibatasi oleh dua jalan saja, yakni satu jalan di atas milik PT AMNT dan jalan untuk umum.
Warga sangat takut dengan beberapa kejadian yang berdampak buruk bagi kehidupan mereka, seperti yang terjadi beberapa Smelter yang berdampak pada rumah warga yang retak karena sebuah ledakan.
Keberadaan smelter ini sangat dianggap sangat meresahkan bahkan merenggut kehidupan masyarakat Maluk, karena muncul suara keras seperti hujan deras yang jatuh dari atas seng.
Hal itu dibenarkan juga oleh Kepala Desa Bukit Damai, Suwardi. Ia mengatakan bahwa sejak awal konstruksi suara dentuman alat paku sudah dirasakan oleh warga nya. Namun beberapa hari ini suara nya lebih keras seperti hujan di atas seng. Namun hingga saat ini belum ada penanganan terkait masalah tersebut.
BACA JUGA : Sikap Politik TGB Hingga Keluar Dari Perindo Adalah Untuk Mendukung Bang Zul di Periode Kedua
Terpisah Kepala Desa Maluk, Baharuddin, yang diwawancarai Jumat (8/11/2024) juga menjelaskan bahwa ada beberapa warga yang bertanya terkait dengan suara dari operasional smelter itu.
“Sudah ada info sosialisasi dari perusahaan, mereka infokan saat ini sedang berlangsung proses pembersihan pipa. Kegiatan tersebut akan berlangsung selama 7-10 hari dan hanya dilakukan pada siang hari,” Ujar Kades.
Sejauh ini belum ada tanggapan dari pihak perusahaan terkait keluhan warga tersebut. Media ini sudah mencoba menghubungi pihak perusahaan tetapi belum ditanggapi.(feryal).