Rohmi Akan Permudah Investasi, Iqbal Kasih Jawaban Serius, Jangan Hanya Jual Mimpi
Pasangan Cagub-Cawagub NTB Rohmi-Firin (kiri) dan Iqbal-Dinda (kanan) dalam debat kedua, di Mataram, Jumat (8/11/2024). Dok Detikcom
MATARAM, SIARPOST | Calon Gubernur (Cagub) NTB, Hj Sitti Rohmi Djalillah akan mempermudah setiap investor yang ingin berinvestasi ke NTB jika ia menjadi Gubernur.
Hal itu diungkapkan Cagub Rohmi pada saat debat Cagub-Cawagub di Mataram, Jumat (8/11/2024) malam. Dalam debat itu dengan sub tema tentang keuangan ekspor dan investasi. Dalam tema ini lebih fokus membahas tentang investor.
Rohmi menegaskan tidak akan membedakan perlakuan investor besar dan kecil. Karena itu untuk meningkatkan investasi. Untuk perizinan juga lebih baik dilakukan secara digitalisasi sehingga prosesnya lebih baik dan objektif.
BACA JUGA : Warga Keluhkan Kesulitan Air Bersih di Maluk dan Sekongkang, Kontribusi PT AMNT Belum Pernah Ada
“Investasi tidak hanya berbicara investor besar, tetapi seluruh investasi yang masuk ke NTB harus diberikan karpet merah,” tegas Rohmi.
Yang paling utama dalam investasi, Lanjut Rohmi, adalah menciptakan iklim investasi yang sehat, nyaman bagi investor besar maupun kecil. Karena itu, perlu adanya pendampingan agar semua investor yang masuk di NTB serius dan bisa diproses dengan baik dan tidak perlu berlama-lama.
“Pendampingan ke lokasi atau tempat melakukan investasi agar masyarakat menerima dengan baik, sehingga dampaknya investasi berkembang dengan baik,” ujarnya.
Menanggapi pernyataan dari Rohmi, Cagub Lalu Muhammad Iqbal mengaskan, jangan hanya menjual mimpi. Karena mengenai investasi, ada masalah terbesar salah satunya soal Investment Project Ready to Offer (IPRO).
IPRO adalah dokumen proposal proyek investasi yang siap ditawarkan, yang berisi dokumen informasi seperti lokasi potensial, potensi sumber bahan baku, peluang pasar, kesiapan wilayah, dan kelayakan finansial proyek.
BACA JUGA : Komitmen Tidak Pilih Paslon Lain, Tokoh Masyarakat Sekongkang Ajak Menangkan Zul-Uhel
Iqbal menyebut, rata-rata project yang ditawarkan Pemda tidak sesuai dan tidak memenuhi standar IPRO, termasuk NTB.
“Teman-teman kadang-kadang tidak bisa membedakan mana menjual mimpi dan project. Saya 28 tahun jadi promotor investasi, yang dijual itu adalah project bukan mimpi,” jelas Ikbal. (***).