banner 728x250

Nasib Proyek Tambang Hu’u Tak Pasti, Saham Vale S.A. Anjlok Hampir 40% dalam Dua Tahun

banner 120x600
banner 468x60

 

Oleh: Dr. Ega Syaiful Subhan, SE, MM

banner 325x300

Dompu, SIAR POST – Kinerja saham perusahaan tambang global Vale S.A. (VALE), pemegang saham mayoritas PT Sumbawa Timur Mining (STM), terus menunjukkan tren negatif dalam dua tahun terakhir.



Setelah ditutup pada level USD 13,93 di akhir 2023, saham VALE merosot hingga mencapai USD 8,52 di penghujung 2024, turun drastis sebesar 38,86%. Meskipun sempat naik tipis menjadi USD 9,31 pada 26 Mei 2025, nilai ini masih jauh dari puncaknya.

Menurut pengamatan Pakar Ekonomi Dompu, Dr. Ega Syaiful Subhan, ketidakpastian investasi strategis Vale S.A. di berbagai proyek – termasuk proyek tambang emas dan tembaga Hu’u di Dompu, Nusa Tenggara Barat – menjadi salah satu faktor utama melemahnya saham perusahaan.

BACA JUGA : Temui Massa Aksi, Bupati dan DPRD KSB Komit: PPS Akan Diperjuangkan Sampai ke Jakarta Dengan Cara Ini….

Hingga saat ini, proyek tambang yang dikerjakan melalui anak usaha PT STM tersebut belum juga mendapatkan kepastian perpanjangan izin eksplorasi, yang akan berakhir pada 27 Juni 2025.

“Investor global melihat proyek Hu’u sebagai salah satu masa depan logam dunia. Ketidakpastian perizinan dan progres yang lamban membuat risiko investasi Vale semakin tinggi,” jelas Dr. Ega dalam wawancara eksklusif dengan KMBali1.com, Senin (26/5).



Ia juga menyoroti bahwa jika izin tidak diperpanjang atau hasil eksplorasi tidak sesuai target, kerugian besar bisa menghantui perusahaan. Terlebih, STM telah menghentikan seluruh aktivitas eksplorasi sejak 2024 lalu, yang berpotensi memicu sentimen negatif pasar.

“Dalam setiap tahap – eksplorasi, produksi, dan pemasaran – gangguan kecil saja, seperti konflik sosial atau hambatan geografis, bisa menyebabkan kerugian signifikan. Biaya tetap jalan, tapi pendapatan terganggu,” tambahnya.

Sementara itu, Principal Communications PT STM, Cindy Elza, menyebutkan bahwa pihaknya masih berada dalam fase eksplorasi dan telah mengajukan perpanjangan izin sesuai Keputusan Menteri ESDM No. 110.K/30/MEM/2020.

BACA JUGA : KAMMI NTB Desak Reformasi Kebijakan Daerah Lewat Hearing Bersama DPRD: “NTB Milik Rakyat, Bukan Oligarki!

Menurutnya, eksplorasi tambang bawah tanah seperti di Hu’u bisa memakan waktu 20–25 tahun karena tantangan geologi dan suhu panas bumi yang ekstrem.

Namun, sejumlah kalangan menilai STM kurang transparan kepada publik. Dugaan eksploitasi terselubung, pembangunan infrastruktur permanen tanpa izin operasi produksi, dan potensi pengangkutan material tambang secara ilegal menjadi sorotan utama masyarakat lingkar tambang.



Dari sisi keuangan, laporan menunjukkan pendapatan bersih Vale S.A. untuk 12 bulan yang berakhir 31 Maret 2025 hanya USD 5,88 miliar – turun 24,84% dibandingkan tahun sebelumnya. Tren penurunan ini sudah terjadi sejak 2023, dengan pendapatan hanya USD 7,98 miliar, anjlok 57,51% dari tahun 2022 yang mencapai USD 18,78 miliar.

Dengan kondisi dividen yang stagnan di tengah penurunan laba, para pemegang saham mulai mempertanyakan efektivitas dan kelayakan investasi besar Vale, khususnya untuk proyek-proyek yang belum menghasilkan, seperti tambang Hu’u.

Redaksi___

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *