Lombok Timur, SIAR POST — Ketegangan kembali meningkat di Nusa Tenggara Barat setelah sekelompok aktivis dari Aliansi Aktivis Lombok Bersatu mengecam aksi yang dilakukan oleh KP4S (Komite Percepatan Pemekaran Provinsi Pulau Sumbawa) yang dinilai mengganggu stabilitas dan keluar dari koridor hukum.
Dalam surat pemberitahuan resmi yang ditujukan kepada Kapolres Lombok Timur dan Kasat Intelkam, Aliansi Aktivis Lombok Bersatu menyatakan penolakan keras terhadap aksi-aksi yang dilakukan KP4S, terutama yang terjadi di area Pelabuhan Tano, Pulau Sumbawa.
Mereka menilai bahwa tindakan tersebut melampaui batas sebagaimana diatur dalam UU No. 9 Tahun 1998 tentang penyampaian pendapat di muka umum.
Aktivitas KP4S dianggap tidak hanya meresahkan masyarakat, tetapi juga mengganggu distribusi logistik dan mobilitas antar pulau.
Sebagai bentuk protes, Aliansi Aktivis Lombok Bersatu akan menggelar aksi pada:
Hari/Tanggal: Kamis, 29 Mei 2025
Waktu: Pukul 08.00 WITA
Titik Kumpul: Terminal Kayangan, Kecamatan Labuhan Lombok
Massa Aksi: 500 orang
Perlengkapan: Sound system, spanduk, bendera, pamflet
BACA JUGA : Penggerebekan Narkoba di Seteluk Tengah, Satu Terduga Diamankan Polisi
Aksi tersebut menargetkan untuk menghentikan sementara mobilisasi kendaraan yang membawa kebutuhan pokok ke wilayah Pulau Sumbawa, termasuk pangan, papan, dan BBM, sebagai bentuk peringatan terhadap kegiatan sepihak KP4S.
Menurut koordinator umum, Lalu Iswan Muliadi, aksi ini merupakan bentuk kepedulian terhadap stabilitas sosial dan ekonomi masyarakat Lombok dan sekitarnya.
“Kami bukan anti-pemekaran, tapi kami menolak cara-cara provokatif dan inkonstitusional yang justru menimbulkan keresahan dan kerugian masyarakat luas,” tegas Iswan.
Surat pemberitahuan aksi ini juga ditembuskan kepada Gubernur NTB, Kapolda NTB, Bupati Lombok Timur, dan pimpinan Pelabuhan Kayangan.
Aksi ini menambah daftar panjang dinamika politik dan sosial yang menyertai wacana pemekaran Pulau Sumbawa.
Pemerintah diharapkan dapat segera mengambil langkah untuk meredam gejolak dan membuka ruang dialog yang konstruktif.
Redaksi___