Mataram, SIAR POST – Banjir yang melanda Kota Mataram pada Minggu, 6 Juli 2025, menyisakan dampak serius bagi warga Perumahan Mahkota Bertais dan sekitarnya.
Akses utama yang menghubungkan kawasan pemukiman dan areal ratusan hektare lahan pertanian kini amblas akibat derasnya arus air di anak Sungai Ancar. Akibatnya, ratusan warga terisolir dan aktivitas pertanian lumpuh total.
Puluhan rumah di Lingkungan Pengempel, Kecamatan Sandubaya, juga terdampak banjir.
Namun, yang paling parah adalah rusaknya jalan utama selebar 8 meter dan panjang 10 meter yang menjadi penghubung penting antara jalan raya Bertais menuju Perumahan Mahkota Bertais dan lahan pertanian di belakangnya.
BACA JUGA : Geger di Bima! Suami Grebek Istri Berstatus ASN Bersama Pria Lain, Lapor Polisi soal Dugaan Persetubuhan
“Kami sangat berharap pemerintah segera turun tangan. Warga di perumahan ini sudah dua hari kesulitan keluar masuk karena jalan amblas total,” kata Bayu Septiana, Bendahara Lingkungan Mahkota Bertais, Rabu (9/7/2025).
Ketua RT setempat, Mazwar Hamdy, turut menyuarakan harapan serupa. Ia mengungkapkan bahwa jalan yang amblas bukan hanya akses warga perumahan, tetapi juga satu-satunya jalur alat berat dan kendaraan petani menuju lahan garapan mereka.
“Kalau menunggu terlalu lama, dampaknya bukan hanya ke warga perumahan, tapi juga ke hasil pertanian. Jalan alternatif ada, tapi sempit dan harus memutar jauh ke arah Gegelang atau Narmada,” ujarnya.
BACA JUGA : Kuasa Hukum Bongkar Fakta Persidangan Kasus Dugaan Pemerkosaan: Tak Ada Bukti, Tazkiran Harusnya Dibebaskan
Akses Sudah Jadi Aset Pemkot Mataram
Perumahan Mahkota Bertais sendiri dibangun oleh PT Mahkota Cipta Indonesia (MCI). Menurut penuturan warga, termasuk Ketua RT, aset jalan dan infrastruktur lingkungan perumahan itu sudah diserahkan ke Pemerintah Kota Mataram melalui Dinas Perkim.
“Pihak PT MCI mengaku sudah menyerahkan ke Perkim, tinggal dokumennya saja yang perlu dicari. Dulu bahkan sudah ada proses seremonial penyerahan antara pihak pengembang dan pemerintah,” ungkap Mazwar.
Selain perbaikan jalan, warga juga mendesak agar dilakukan normalisasi Anak Sungai Ancar yang menjadi sumber banjir.
Menurut Bayu, sungai kecil itu kini dalam kondisi dangkal dan menyempit, sehingga saat hujan deras mudah meluap ke permukiman.
“Kalau tidak segera dinormalisasi, potensi banjir akan selalu ada. Kami khawatir dampaknya makin besar ke depan,” cetus Bayu.
BACA JUGA : Status Darurat Bencana NTB Dipertanyakan: Dianggap Terlalu Dini, Tapi Anggaran Luar Biasa?
DPRD NTB Siap Kawal Aspirasi Warga
Menanggapi kondisi ini, Ketua Komisi IV DPRD NTB, Hamdan Kasim, menyatakan siap memperjuangkan percepatan perbaikan infrastruktur tersebut. Ia menilai kerusakan jalan itu sangat parah dan memerlukan atensi segera dari pemerintah, baik kota maupun provinsi.
“Pemerintah harus hadir segera. Jalan ini vital bagi masyarakat, dan bisa ditangani menggunakan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT). DPRD akan mengawal ini,” tegas politisi Golkar itu.
Redaksi___