banner 728x250

Tangis Ibu Ati: Anak Kedua Meninggal di RSUD NTB, Dirut dr Jack Bantu Pemulangan Jenazah ke Sumbawa Dengan Biaya Pribadi

banner 120x600
banner 468x60

Mataram, SIAR POST – Kesedihan mendalam menyelimuti Ati, seorang ibu asal Desa Pungka, Kecamatan Unter Iwes, Kabupaten Sumbawa.

Anaknya, Doni Ramadhani (27), menghembuskan napas terakhir di RSUD Provinsi NTB pada Selasa (19/8/2025) setelah berjuang melawan sakit yang dideritanya.

banner 325x300

Di tengah duka itu, harapan kembali hadir. Ati meneteskan air mata haru ketika Direktur RSUD Provinsi NTB, dr Jack, turun tangan langsung membantu pemulangan jenazah anaknya ke kampung halaman.

BACA JUGA : Talud di Pantai Torok Aik Belek Diduga Langgar UU, Ormas Sasaka Nusantara Desak Pemda Bertindak!

Tak hanya menggunakan fasilitas rumah sakit, dr Jack bahkan rela merogoh kocek pribadi demi memastikan almarhum bisa dipulangkan tanpa biaya sepeserpun.

“Terima kasih banyak saya ucapkan kepada dr Jack. Beliau sudah membantu anak saya dipulangkan ke Sumbawa. Biaya semua ditanggung, bahkan beliau mengeluarkan dari kantong pribadinya. Saya sangat bersyukur,” ujar Ati dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca.

Ati menuturkan, Doni sebelumnya pernah divonis menderita kanker darah (leukemia). Setelah berobat, kesehatannya sempat membaik.

Namun beberapa hari lalu, Doni kembali mengalami sakit kepala hebat hingga kejang. Ia pun dirujuk ke RSUD Provinsi NTB.

Hasil CT scan menunjukkan adanya pendarahan di otak, hingga berdampak pada fungsi paru-parunya. Kondisi itu membuat Doni tak tertolong.

“Anak saya nomor dua, masih bujang, belum berkeluarga. Masuk rumah sakit hari Minggu pagi, kondisinya sakit kepala sebelah kanan, sempat kejang, lalu lemas.

BACA JUGA : Luka di Hari Kemerdekaan, Jejak Duka di Sempana

Sampai di sini (RSUD Provinsi NTB), hasil pemeriksaan menunjukkan ada darah di dalam otaknya. Akhirnya paru-parunya juga terganggu, dan sekarang dia sudah meninggal,” tutur Ati dengan penuh kesedihan.

Ati yang memiliki empat orang anak itu mengaku kesulitan secara ekonomi. Karena keterbatasan biaya, keluarga bahkan sempat menghentikan pengobatan Doni setelah ia dinyatakan sehat beberapa waktu lalu.

“Obatnya mahal, kami tidak mampu. Jadi setelah sehat, kami bawa pulang. Sekarang dia sudah tiada,” tambahnya lirih.

Bantuan dari dr Jack bukanlah yang pertama kali. Ia dikenal sering membantu masyarakat miskin, khususnya dalam urusan pemulangan jenazah pasien yang tak mampu menanggung biaya kepulangan ke kampung halaman.

Kepeduliannya ini membuat banyak keluarga pasien merasa sangat terbantu di tengah duka.

Kisah Ati dan almarhum Doni menjadi gambaran nyata bahwa di balik derita dan kehilangan, masih ada kepedulian dan uluran tangan kemanusiaan yang mampu meringankan beban sesama.

Redaksi____

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *