Jakarta, SIAR POST – Kabar hangat berhembus terkait akan dibukanya seleksi calon direksi PT Pos Indonesia pada Oktober mendatang. Salah satu nama yang muncul dan siap maju adalah Ari Garmono, sosok yang dikenal luas sebagai mantan Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Dengan segudang pengalaman dalam membangun jejaring nasional maupun internasional, Ari Garmono menegaskan kesiapannya untuk bertarung di level direksi PT Pos Indonesia.
Baginya, perusahaan plat merah yang memiliki sejarah panjang dalam jasa layanan logistik dan surat-menyurat ini harus segera melompat lebih tinggi melalui transformasi digital.
BACA JUGA : Geger di Bima! Suami Grebek Istri Berstatus ASN Bersama Pria Lain, Lapor Polisi soal Dugaan Persetubuhan
“Saya siap maju. Berdasarkan pengalaman saya di bidang promosi dan jejaring, saya ingin membawa PT Pos Indonesia agar mampu sejajar dengan perusahaan besar sekelas Danantara Indonesia, terutama dalam hal layanan digital,” ujar Ari Garmono, Minggu (31/8/2025).
Pos Indonesia, yang selama puluhan tahun dikenal sebagai tulang punggung jasa pengiriman di Indonesia, kini menghadapi tantangan besar. Era digital dan disrupsi teknologi menuntut perusahaan untuk tidak sekadar bertahan, melainkan juga berinovasi.
Di tengah persaingan dengan perusahaan logistik swasta dan raksasa e-commerce, Pos Indonesia dituntut melakukan transformasi menyeluruh, mulai dari sistem layanan, teknologi berbasis aplikasi, hingga integrasi dengan ekosistem digital nasional.
Ari Garmono menilai, transformasi tersebut bukan hanya kebutuhan, tetapi keharusan. Jika tidak, maka Pos Indonesia berisiko semakin tertinggal.
Jejak Ari Garmono di NTB
Sosok Ari bukan orang baru dalam dunia pengembangan dan promosi. Ketika menjabat sebagai Ketua BPPD NTB, ia dikenal berani membawa terobosan besar dalam mempromosikan pariwisata daerah.
Di bawah kepemimpinannya, NTB semakin dikenal sebagai salah satu destinasi wisata unggulan Indonesia, terutama setelah suksesnya ajang internasional seperti MotoGP Mandalika.
Pengalamannya membangun jejaring dengan berbagai pihak, baik pemerintah pusat, swasta, maupun komunitas global, dianggap sebagai modal penting untuk membawa Pos Indonesia naik kelas.
Bagi Ari, Pos Indonesia tidak boleh hanya dipandang sebagai “perusahaan surat dan perangko.” Dengan aset besar yang dimiliki—dari infrastruktur jaringan kantor di pelosok, armada pengiriman, hingga kepercayaan publik—Pos Indonesia punya peluang menjadi pemain utama dalam ekosistem digital Indonesia.
“Pos Indonesia punya modal kuat, tinggal bagaimana mengemas dan mengintegrasikan layanan agar sesuai dengan kebutuhan zaman. Transformasi digital harus menjadi prioritas utama,” tambah Ari.
Dengan pengumuman resmi seleksi direksi yang dijadwalkan Oktober nanti, publik menantikan siapa sosok-sosok yang akan bersaing memimpin BUMN tua namun sarat potensi ini.
Kehadiran Ari Garmono dengan gagasan segar tentang transformasi digital, tentu menjadi warna baru yang dapat memberi harapan besar bagi masa depan PT Pos Indonesia.