banner 728x250

Suara Damai Pasca Aksi 3 September, Semua Pihak Diminta Jaga Demokrasi dan Kedamaian NTB

banner 120x600
banner 468x60

Mataram, SIAR POST – Pasca peristiwa aksi unjuk rasa pada 3 September 2025 di Kantor Gubernur NTB yang sempat diwarnai ketegangan, sejumlah pihak angkat bicara dengan nada menyejukkan.

Baik Laskar NTB, Kasta NTB, maupun pemerhati sosial politik daerah sama-sama menegaskan pentingnya menjaga demokrasi, persatuan, dan kondusivitas daerah.

banner 325x300

Ketua Umum DPP Laskar NTB, Muhamad Agus, menegaskan bahwa keberadaan Laskar NTB selama 25 tahun tidak pernah dimaksudkan untuk menghadang atau memusuhi kelompok lain. Menurutnya, langkah yang diambil pihaknya lebih pada upaya antisipasi agar tidak terjadi kerusakan aset publik.

BACA JUGA : Warga Lembar Digegerkan Penemuan Mayat Diduga Anggota Polisi

“Laskar NTB hadir bukan untuk membungkam, melainkan menjaga aset yang merupakan milik rakyat. Silakan menyampaikan aspirasi, itu bagian dari demokrasi. Tapi jangan sampai ada pengrusakan, sebab itu justru merugikan masyarakat luas,” ujarnya.

Sementara itu, Presiden Kasta NTB, Lalu Wink Haris, menyesalkan terjadinya insiden yang dianggap mencederai semangat demokrasi. Ia menekankan bahwa kebebasan berpendapat di muka umum sudah dijamin undang-undang, sehingga tindakan pembubaran paksa melalui pengerahan massa tandingan tidak boleh terjadi.

“Demokrasi harus memberi ruang seluas-luasnya bagi rakyat untuk menyampaikan aspirasi tanpa intimidasi. Kita tidak boleh membiarkan cara-cara yang justru membungkam suara publik,” tegasnya.

Nada menyejukkan juga disampaikan pemerhati masalah sosial, politik, dan hukum NTB, Iwan Slenk. Ia menyampaikan rasa prihatin sekaligus mengajak semua pihak mengambil pelajaran dari kejadian ini.

“Demokrasi akan sehat jika perbedaan pendapat ditempatkan dalam ruang saling menghormati. Jangan sampai persoalan disikapi dengan emosi karena berpotensi memicu konflik horizontal. Mari kita gunakan akal sehat, pikiran jernih, dan langkah konstruktif demi kemajuan NTB,” katanya.

Menurut Iwan, NTB masih dalam proses pemulihan dari berbagai tantangan besar, termasuk bencana dan masalah ekonomi, sehingga kedamaian menjadi kebutuhan utama.

BACA JUGA : Polisi Ungkap Fakta Baru Kasus Kematian Mahasiswi Unram di Pantai Nipah, Barang Bukti Dibawa ke Labfor Bogor

“Harapan saya, apa yang kita perlihatkan hari ini justru harus bernilai edukasi bagi masyarakat dan generasi mendatang,” tambahnya.

Dari ketiga pandangan tersebut, tersirat satu pesan utama, NTB membutuhkan suasana damai, aman, dan kondusif demi menjaga persatuan serta kelanjutan pembangunan daerah.

Demokrasi, dalam makna sejatinya, hanya akan tumbuh jika dijalankan dengan saling menghormati dan menjauhi tindakan provokatif.

Redaksi___

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *