Mataram, SIAR POST — Aliansi BEM Nusantara Wilayah Bali-Nusra menyuarakan kekecewaannya terhadap sikap Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) yang dinilai enggan berdialog langsung dengan mahasiswa terkait berbagai isu mendesak di daerah, termasuk persoalan tambang, ekonomi rakyat, dan tata kelola pemerintahan.
Dalam rilis resmi yang diterima media, Koordinator BEM Nusantara Bali-Nusra, Fathul Bayan, menegaskan bahwa pihaknya telah beberapa kali mengajukan surat resmi untuk bertemu langsung dengan Gubernur NTB.
BACA JUGA : PLN Hadirkan Listrik Andal, MotoGP 2025 Seri Mandalika Sukses Digelar
Namun, setiap kali permohonan diajukan, jawaban yang diterima justru hanya berupa pelimpahan kepada Kesbangpoldagri NTB.
“Kami sudah berulang kali melayangkan surat hearing untuk berdiskusi bersama Gubernur. Tapi selalu saja diarahkan ke dinas lain, padahal isu yang kami bawa soal tambang dan masalah mendasar di NTB. Ini seolah kami disuruh mencari jawaban sendiri,” ujar Fathul Bayan dengan nada kecewa.
Menurutnya, Gubernur NTB memiliki tanggung jawab moral dan politik untuk mendengar langsung suara mahasiswa sebagai representasi keresahan masyarakat. Dengan enggannya Gubernur membuka ruang dialog, BEM Nusantara menilai pemerintah provinsi sedang menutup pintu terhadap partisipasi publik.
Sementara itu, Ilham, Wakil Presiden Mahasiswa UIN Mataram yang juga bagian dari BEM Nusantara Wilayah Bali-Nusra, menyebut tindakan Gubernur NTB sebagai bentuk pengabaian terhadap aspirasi rakyat.
“Kami tidak mencari konfrontasi, kami hanya ingin ruang dialog yang konstruktif. Tapi Gubernur seolah alergi dengan mahasiswa. Padahal, isu yang kami angkat sangat penting — mulai dari tambang rakyat, ekonomi lokal, tata kelola pemerintahan, hingga isu lingkungan,” tegas Ilham.
Ia menambahkan, sikap pemerintah yang enggan membuka komunikasi langsung dengan mahasiswa mencerminkan rendahnya komitmen terhadap transparansi, keterbukaan, dan partisipasi publik.
BACA JUGA : Sasaka Nusantara Ultimatum Kejati NTB: Segera Tangkap Terduga Korupsi ‘Dana Siluman’ DPRD NTB
“Alih-alih menerima kritik dan berdiskusi, justru mahasiswa dilempar ke instansi yang tidak punya kewenangan strategis. Ini mencederai semangat demokrasi,” lanjutnya.
BEM Nusantara Bali-Nusra berharap Gubernur NTB segera membuka ruang audiensi dan menanggapi isu-isu yang menjadi keresahan masyarakat. Mereka menilai, kepemimpinan yang kuat justru ditunjukkan dengan keberanian berdialog, bukan menghindar dari kritik.
“Kami mahasiswa siap berdiskusi dengan kepala dingin, tapi jangan biarkan aspirasi rakyat NTB terabaikan hanya karena ego politik,” tutup Fathul Bayan dalam pernyataannya.
REDAKSI | SIARPOST