Padang, SIARPOST —
Potongan berita lama dari Harian Umum Semangat edisi 7 Juli 1981 kembali viral di media sosial. Dalam iklan kecil bertajuk “Harga Rokok Kretek dan Rokdok Putih di Padang”, tercatat harga berbagai merek rokok populer pada masa itu. Salah satunya, Ji Sam Soe Kretek, yang ternyata menjadi rokok paling mahal di antara merek lainnya.
Pada 1981, harga Ji Sam Soe Kretek dibanderol Rp9.400 per pak atau sekitar Rp600 per bungkus. Sementara rokok merek Dunhill dijual Rp6.300 per pak dan Gudang Garam Filter hanya Rp5.400 per pak. Untuk kelas rokok putih seperti Union Filter dan Kansas Filter, harganya bahkan tak sampai Rp1.000 per pak.
BACA JUGA : Satpol PP Lombok Utara Gelar Operasi Bersama Berantas Cukai Tembakau Ilegal
Bayangkan, jika nilai uang saat itu disetarakan dengan daya beli sekarang, harga satu bungkus Ji Sam Soe pada 1981 bisa setara dengan Rp80.000–Rp100.000 di masa kini, menjadikannya benar-benar “rokok sultan” pada zamannya.
Tak heran jika banyak warganet bernostalgia, menceritakan bagaimana memiliki satu batang Ji Sam Soe dulu sudah menjadi kebanggaan tersendiri. Ada yang sampai menyimpan batangnya di dompet, saking berharganya.
Kini, harga rokok Ji Sam Soe modern, tergantung jenisnya, berkisar antara Rp30.000 hingga Rp50.000 per bungkus, masih tergolong kelas premium di tengah harga rokok lain yang rata-rata Rp20.000–Rp30.000.
BACA JUGA : PLN Perkuat Penerapan ESG, Wujudkan Komitmen Energi Hijau Berkelanjutan di NTB
Perbandingan ini menunjukkan bagaimana rokok kretek legendaris tersebut tetap mempertahankan citra eksklusifnya selama lebih dari empat dekade.
Dari masa ketika uang Rp600 masih cukup untuk membeli sebungkus “rokok kebanggaan”, hingga kini menjadi simbol nostalgia bagi para perokok senior.
Ketika satu batang Ji Sam Soe dulu disimpan di dompet dengan bangga, kini kenangan itu tersisa di arsip koran lawas yang membawa kita menelusuri aroma masa lalu.
Redaksi | SIAR POST














