Cegah Longsor dari Hulu, Polres KLU Intensifkan Patroli Drone di Kawasan Hutan

Lombok Utara, SIARPOST – Pengawasan hutan di Kabupaten Lombok Utara kini memasuki babak baru. Tidak lagi hanya mengandalkan patroli darat, Polres Lombok Utara bersama Dinas Kehutanan mulai menggeser strategi dengan pemantauan digital berbasis drone untuk melindungi kawasan hulu dari ancaman kerusakan.

Langkah ini dilakukan sebagai respons atas meningkatnya risiko banjir dan tanah longsor, terutama menjelang musim hujan. Pada Kamis (4/12/2025), Sat Reskrim Polres Lombok Utara bersama KPH Rinjani Barat menurunkan tim khusus dalam patroli udara di Hutan Lindung Kelompok Hutan Rinjani di Dusun Kerujuk, Desa Jenggala, Kecamatan Pemenang, serta Hutan Senjajak di kawasan PLTMH Dusun Senjajak, Desa Sambik Bangkol, Kecamatan Gangga.

Dipimpin langsung oleh Kasat Reskrim Polres Lombok Utara AKP Punguan Hutahean, S.Tr.K., S.I.K., tim gabungan Unit Tipidter, Sat Intelkam, dan petugas KPH menyisir area yang selama ini sulit dijangkau. Dari layar monitor drone, visual hulu sungai dan vegetasi hutan diperiksa untuk memastikan tidak ada tanda-tanda aktivitas ilegal, pembukaan lahan, atau kayu gundul yang berpotensi memicu bencana.

Menurut AKP Punguan Hutahean, penggunaan drone bukan sekadar inovasi, melainkan kebutuhan mendesak untuk mempercepat deteksi dini kerusakan hutan.
“Pemantauan ini kami lakukan sebagai upaya mencegah terjadinya kerusakan hutan yang dapat memicu banjir dan longsor. Alhamdulillah, hasil pemeriksaan di dua lokasi menunjukkan kondisi hutan masih terjaga dan tidak ditemukan adanya pembalakan liar,” ujarnya.

Patroli udara tersebut menegaskan bahwa seluruh kawasan yang dipantau berada dalam kondisi aman, tanpa aktivitas ilegal maupun titik gundul di sepanjang aliran sungai.

Sebagai tindak lanjut, Polres Lombok Utara akan memperluas pemetaan kawasan rawan pembalakan liar sekaligus memperkuat sinergi dengan instansi kehutanan. Rencana ini termasuk integrasi data pemantauan drone untuk membangun peta risiko bencana berbasis hulu sungai.

Dengan pendekatan baru ini, Lombok Utara menempatkan teknologi sebagai garda depan perlindungan hutan—sebuah langkah strategis untuk menjaga keselamatan masyarakat hilir dari ancaman bencana ekologis.(Niss)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *