Peremajaan Kakao 100 Hektare, Lombok Utara Mulai Regenerasi Kebun Rakyat

Lombok Utara, SIARPOST— Upaya menjaga keberlanjutan kakao rakyat di Kabupaten Lombok Utara mulai digerakkan melalui program peremajaan kakao seluas 100 hektare yang bersumber dari bantuan pemerintah pusat. Program ini menjadi langkah awal regenerasi kebun kakao yang selama puluhan tahun menjadi penopang ekonomi masyarakat.

Peremajaan tersebut direalisasikan melalui penyaluran 100 ribu bibit kakao kepada 13 kelompok tani yang tersebar di sejumlah kecamatan. Dalam program ini, petani hanya menerima bantuan bibit, tanpa disertai pupuk maupun obat-obatan pendukung, sehingga proses perawatan sepenuhnya bergantung pada kesiapan dan swadaya petani.

Kondisi kebun kakao di Lombok Utara saat ini sebagian besar didominasi tanaman tua yang telah melewati usia produktif. Banyak pohon kakao berumur lebih dari 25 hingga 30 tahun, menyebabkan penurunan hasil panen secara signifikan dan mendorong perlunya peremajaan secara bertahap.

Pola peremajaan dilakukan tanpa menebang seluruh tanaman lama. Pohon kakao tua masih dipertahankan sementara sebagai pelindung alami bagi bibit baru yang membutuhkan naungan pada fase awal pertumbuhan. Pendekatan ini dinilai lebih adaptif dengan karakter kebun rakyat.

Bibit kakao hasil peremajaan diproyeksikan mulai berproduksi pada usia sekitar dua tahun. Dengan skema tersebut, program ini tidak hanya menjawab persoalan penurunan produktivitas jangka pendek, tetapi juga menjadi investasi jangka menengah bagi keberlanjutan sektor perkebunan kakao di Lombok Utara.

Program peremajaan ini merupakan tindak lanjut dari usulan Calon Petani dan Calon Lahan (CPCL) yang diajukan pemerintah daerah kepada pemerintah pusat. Meski baru mencakup 100 hektare, program ini diharapkan menjadi fondasi awal untuk peremajaan kebun kakao rakyat secara lebih luas di masa mendatang.

Dengan dimulainya peremajaan ini, Lombok Utara diharapkan mampu menjaga eksistensi kakao sebagai salah satu komoditas unggulan daerah, sekaligus mengembalikan produktivitas kebun rakyat yang terus tergerus usia tanaman.(Niss)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *