‎Camat Pemenang Dorong Budaya Siaga Bencana: “Kita Hidup Berdampingan dengan 11 Ancaman”



‎Lombok Utara, SIARPOST— Upaya membangun kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana terus digencarkan Pemerintah Kecamatan Pemenang. Camat Pemenang, Datu Aryanta, menegaskan bahwa perubahan mindset masyarakat menjadi kunci utama dalam menghadapi potensi bencana yang bisa datang kapan saja.

‎Menurutnya, wilayah Lombok Utara, termasuk Kecamatan Pemenang, merupakan daerah dengan tingkat kerawanan bencana yang tinggi. Setidaknya terdapat 11 jenis bencana yang berpotensi terjadi, sehingga masyarakat dituntut untuk selalu siap dan tidak bersikap reaktif semata.

‎“Kita ini hidup bersama bencana. Artinya, kesiapsiagaan bukan pilihan, tapi kebutuhan,” ujar Datu Aryanta.

‎Sebagai langkah konkret, Kecamatan Pemenang secara rutin melaksanakan kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kebencanaan dengan melibatkan berbagai unsur strategis. Mulai dari kepala desa, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, hingga tokoh perempuan turut diundang agar pesan kesiapsiagaan dapat diteruskan langsung ke masyarakat akar rumput.

‎Datu Aryanta menilai, pendekatan ini efektif karena membangun kesadaran kolektif, bukan hanya pemahaman individu. Melalui KIE, masyarakat dibekali pemahaman bahwa bencana tidak selalu datang dengan tanda-tanda yang jelas, sehingga kesiapan harus dibangun sejak dini.

‎Selain sosialisasi, upaya peningkatan kapasitas masyarakat juga dilakukan melalui Sekolah Lapang yang melibatkan BPBD dan BMKG, serta kolaborasi dengan lembaga kerja sama Indonesia–Australia melalui program Konsepsi dan Siap Siaga. Dengan intensitas kegiatan tersebut, Camat Pemenang optimistis tingkat kesiapsiagaan warga sudah berada pada level yang cukup baik.

‎Untuk jenis bencana, Pemenang tercatat kerap menghadapi tanah longsor, banjir, kekeringan, dan kebakaran lahan, terutama saat musim kemarau. Bahkan setiap tahun, pemerintah kecamatan harus berkoordinasi dengan BPBD dan Dinas Sosial untuk pendistribusian air bersih di titik-titik rawan kekeringan.

‎Perhatian khusus juga diarahkan pada kawasan Dusun Bentek dan Dusun Kolobrora, yang terdampak aliran air besar dari kawasan Pusuk. Debit air yang tinggi dinilai perlu diantisipasi lebih serius agar tidak membahayakan permukiman warga.

‎Dalam upaya mitigasi jangka panjang, kegiatan penghijauan terus didorong, termasuk yang dilakukan oleh mahasiswa UIN Mataram di Dusun Trengan Pemenang Timur. Langkah ini dipandang sebagai bagian dari investasi lingkungan untuk mengurangi risiko bencana di masa depan.

‎“Penghijauan akan terus kami lakukan. Ini bukan pekerjaan sekali selesai, tapi komitmen berkelanjutan,” tegas Datu Aryanta.

‎Dengan pendekatan edukatif, kolaboratif, dan berkelanjutan, Kecamatan Pemenang berharap masyarakat tidak lagi sekadar menjadi korban bencana, tetapi mampu menjadi subjek yang tangguh dan siap menghadapi risiko alam.( Niss)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *