Kantor Bank NTB Syariah Pusat Jalan Udayana Kota Mataram. Foto : Istimewa
Jakarta, SIARPOST – Bank NTB Syariah dengan nilai-nilai syariah yang diterapkannya berhasil mencatatkan kinerja yang berkelanjutan sekaligus berdasar prinsip-prinsip amanah dan menjalankan etika syariah.
Tak hanya AMANAH yang merupakan nilai-nilai Perusahaan, tapi juga selaras prinsip amanah yang sesuai arti kosa kata itu. Yakni, jujur dan dapat dipercaya terhadap tanggung jawab yang diberikannya.
Direktur Utama Bank NTB Syariah, Kukuh Rahardjo saat mengikuti proses penjurian TOP BUMD Awards 2024 pada Kamis (14/3/2024) lalu, sebagai penerima Golden Trophy atau Bintang 5 tiga kali berturut-turut, Bank NTB Syariah membeberkan keberhasilannya selama tahun 2023 itu.
Baca juga : Polres Sumbawa Barat Selamatkan Pria Asal Taliwang Yang Kesasar Dalam Kondisi Lapar di Mataram
“Amanah berarti seluruh sistem pengelolaan Bank NTB Syariah dilakukan dengan amanah. Terkemuka berupa Bank Syariah yang berpengaruh dalam industri perbankan, dikenal secara luas, selalu siap menghadapi perubahan, dan mengutamakan pemenuhan kebutuhan pelanggan melalui layanan prima. Dan terakhir, Pilihan Masyarakat yaitu kinerja unggul, dan citra yang baik, serta memberikan kontribusi dan mendorong pertumbuhan perekonomian pelanggan dan masyarakat, terutama masyarakat NTB,” papar Kukuh Rahardjo dikutip dari TopBusiness.
Sebagai Bank Pembangunan Daerah Syariah milik Pemprov NTB, Bank NTB Syariah menjadikan AMANAH sebagai core value-nya. Terdiri dari Attitude berupa integritas, disiplin, dedikasi. Lalu Moving Forward yaitu adaptif, dinamis, dan kompeten. Selanjutnya, Agile yaitu tangguh, proaktif, dan inovatif.
Kemudian, Network berupa komunikatif, sinergi, dan kolaborasi. Lalu Achievement yang adaptif, dinamis, dan kompeten. Dan terakhir Harmony yaitu tangguh, proaktif, dan inovatif. Dan core value ini bersumber dari Visi Bank NTB Syariah yaitu, “Menjadi Bank Syariah yang Amanah, Terkemuka, dan Pilihan Masyarakat.”
Baca Juga : Akan Segera Dilantik, Tim Pansel Ungkap Siapa Calon Sekda Kabupaten Bima Definitif
Tercatat, segala pos keuangan dan rasionya terlihat terus meningkat positif. Untuk asset mencapai Rp14,27 triliun per akhir 2023 lalu atau meningkat 9,75% dari 2022 di angka Rp13,00 triliun atau secara year on year (yoy). Dengan pembiayaan yang melonjak 15,45% secara yoy menjadi Rp10,07 triliun dari Rp8,72 triliun.
Lalu dengan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp10,67 triliun atau naik 9,16% dari 2022 di angka Rp9,78 triliun. Akhirnya dengan raihan laba bersih sebesar Rp212 miliar di akhir 2023 atau meroket 17,18% dari tahun lalu di angka Rp181 miliar.
Dengan rasio-rasionya adalah CAR di angka 24,47%, RoA di angka 2,07%, RoE di posisi 13,58%, BOPO masih terkendali di angka 80,09%, dengan FDR yang tinggi di angka 94,35% artinya banyak pembiayaan yang tersalurkan ke Masyarakat, adapun NPF juga masih sangat terkendali di angka 0,90%, dengan net income di posisi 5,37%.
Dengan total pendapatan fee base income dan pendapatan e-channel mencapai Rp1,25 triliun per akhir 2023 lalu, dengan pendapatan e-channel sebesar Rp37,40 miliar, dan fee base income sebesar Rp84,49 miliar. Dengan rasio fee based income sebesar 6,74%, rasio pendapatan e-channel 2,98%, dan rasio pendapatan e-channel sebesar 44,27%.
Baca Juga : Harga LPG 3 Kg di Empang Hingga Rp35 Ribu, Warga Minta Pangkalan Ditindak
“Dengan sinergi dan kolaborasi baik dengan internal Bank maupun pihak eksternal menjadi kunci utama bagi Bank NTB Syariah untuk mewujudkan pertumbuhan bisnis berkelanjutan,” ujar Kukuh merespon keberhasilan kinerja Perusahaan tersebut.
Tata Kelola
Untuk tata kelola sendiri, kata dia, Bank NTB Syariah sudah menjalankan prinsip tata kelola Perusahaan yang baik secara konsisten. Sejauh ini, jika dilihat dari Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank (TKB) berada di Tingkat 2. Yang terdiri dari Profil Risiko 2, GCG di 3, Permodalan di 2, Rentabilitas di angka 2.
Dan ada beberapa faktor kunci (key factor) yang akan menjadi penguatan tata kelola, seperti menguatkan pilar-pilar GCG (structure, process, outcome), Proses Bisnis & Operasional Bank sesuai dengan ketentuan, memastikan kualitas proses & tindak pencegahan temuan berulang, penyempurnaan proses bisnis secara berkelanjutan untuk mendukung kegiatan operasional bank, memastikan prosedur penerbitan produk atau aktifitas baru telah sesuai dengan ketentuan, dan me-review dan menyempurnakan kebijakan internal sesuai ketentuan yang berlaku.
Bahkan, tata Kelola juga sudah menjadi kebijakan dalam penguatan di bidang IT-nya. Makanya ada pengukuran IT Maturity Level yang dilakukan pada Cyber Security di mana pengukuran dilakukan menggunakan CSM TOOLS (Cyber Security Maturity Tools). Ini merupakan alat bantu untuk mengukur kematangan keamanan siber organisasi, sehingga Bank dapat melakukan peningkatan pengelolaan keamanan siber serta memastikan pengelolaan keamanan siber berjalan Optimal dan berfungsi secara menyeluruh.
“Juga, dilakukan self assessment untuk mengukur Digital Maturity Level yang dimiliki oleh Bank, yang bertujuan untuk mengetahui progress IT eksisting telah dikelola oleh Bank, dasar acuan penetapan target IT Maturity Level selanjutnya, dan mengetahui proses IT yang harus diperbaiki dan yang akan dikembangkan,” pungkas dia.***