banner 728x250

Di Balik Indahnya Senggigi, 80 Tahun Indonesia Merdeka: Warga Gunung Kame Masih Berjuang untuk Air Bersih dan Jalan Layak

Pimpred Siar post saat berbicara dengan warga Dusun Gunung Kame

banner 120x600
banner 468x60

Lombok Barat, SIAR POST – Senggigi dikenal dunia sebagai salah satu destinasi wisata paling indah di Lombok. Pantainya memukau, hotel-hotel berdiri megah, dan lampu-lampu malam berkilauan di sepanjang jalan utama.

banner 325x300

Namun hanya dua kilometer dari keramaian itu, ada sebuah dusun yang seolah terputus dari “kemerdekaan”: Dusun Gunung Kame, Desa Senggigi, Kecamatan Batulayar.

Setiap musim kemarau, air bersih menjadi barang mewah. Warga harus berjalan kaki turun bukit sejauh 1,5 km sambil mengangkut dirigen.

BACA JUGA : Kapolres Sumbawa Gerebek Sarang Narkoba Skala Besar di Desa Serading, Amankan Sabu dan Uang Rp 103 Juta

“Air itu paling menyulitkan. Tidak ada sumber di sini. Musim panas, kita harus turun ke bawah bawa air naik ke atas,” tutur Kurnia, salah seorang warga.

Kondisi ini membuat aktivitas sehari-hari penuh keterbatasan. Mandi, memasak, bahkan sekadar minum, harus diatur dengan sangat hemat.

Jalan Setapak, Akses Tertutup

Meski jaraknya hanya 2 km dari jalan utama Senggigi, akses menuju dusun ini hanya berupa jalan setapak. Bagi warga, jalan bukan sekadar sarana transportasi, tapi urat nadi kehidupan.

Ketika ada yang sakit, warga harus bergotong royong membawa pasien melewati jalan tanah sempit yang licin jika hujan.

Pernah ada ibu hamil yang hendak melahirkan, namun pecah ketuban di tengah perjalanan sebelum sampai ke rumah sakit.

Pagi-pagi, anak-anak di dusun ini berjalan kaki menyusuri jalan setapak menuju sekolah di Kerandangan. Jaraknya cukup jauh, namun itu satu-satunya pilihan jika ingin belajar.

BACA JUGA : Senyum Baru Anak Dusun Terpencil di Senggigi Kini Bisa Bicara: Rahmat Zikri Pulih Berkat Operasi Gratis

Mereka berjalan beriringan, seringkali tanpa alas kaki, membawa tas sekolah lusuh.
Di balik senyum polos mereka, tersimpan perjuangan yang mungkin tidak pernah terbayangkan oleh anak-anak lain di daerah perkotaan.

Dusun ini hanya memiliki satu mushola kecil sebagai fasilitas umum. Toilet rumah tangga masih jauh dari memadai. Sebagian keluarga terpaksa buang air besar sembarangan karena tidak memiliki jamban.

Situasi ini tentu menimbulkan masalah kesehatan, terlebih akses layanan kesehatan sangat terbatas. Petugas medis memang kadang datang, tapi frekuensinya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan warga.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan di Kabupaten Lombok Barat pada Maret 2023 mencapai 13,85%, lebih tinggi dibanding rata-rata Provinsi NTB yang sebesar 12,91% (Maret 2024).

Angka ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang belum menikmati hasil pembangunan, termasuk warga Dusun Gunung Kame.

Bagi mereka, kata “sejahtera” masih terasa asing. Puluhan tahun tinggal di tanah yang sama, mereka belum pernah merasakan sentuhan nyata pembangunan.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *