Bima, SIARPOST – Dunia politik Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali tercoreng dengan munculnya dugaan skandal keuangan yang melibatkan anggota DPRD Provinsi NTB dari Fraksi Gerindra, Yasin S.Pd.i. Ia resmi dilaporkan ke Polres Bima Kota atas tuduhan penggelapan dan penipuan iuran partai dengan nilai fantastis mencapai Rp119 juta.
Laporan tersebut diajukan oleh Sulaiman MT SH, mantan anggota DPRD Kabupaten Bima periode 2014–2019 sekaligus rekan separtai.
Uang tersebut diduga berasal dari iuran wajib bulanan kader Gerindra yang seharusnya disetorkan ke kas partai di tingkat pusat.
BACA JUGA : Ngeri! Detik-detik Api Melahap Gedung DPRD NTB Saat Aksi Demontrasi
Menurut keterangan Sulaiman, selama periode 2014 hingga 2019 dirinya rutin menyerahkan iuran kepada Yasin dengan keyakinan bahwa dana itu akan disetorkan secara kolektif ke bendahara partai.
Namun, betapa terkejutnya ia ketika mendapati namanya tercatat di Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerindra sebagai kader yang tidak pernah menunaikan kewajiban iuran.
“Padahal saya sudah setor rutin. Saya merasa ditipu, apalagi nama baik saya tercoreng di internal partai,” ungkap Sulaiman.
Janji Manis yang Tak Pernah Terwujud
Masih menurut pengakuan Sulaiman, Yasin sempat mengakui perbuatannya dan berjanji akan mengembalikan seluruh dana tersebut. Namun hingga Agustus 2025, janji itu tak pernah ditepati.
Merasa dikhianati, Sulaiman akhirnya menempuh jalur hukum dengan melaporkan kasus ini ke Polres Bima Kota.
BACA JUGA : Sangat Kontras: Balita Berjuang Lawan Kanker, DPRD Sumbawa Barat Sibuk Sponsori Konser
Kasus ini sontak menjadi bahan perbincangan hangat masyarakat NTB. Dugaan penggelapan dana internal partai menimbulkan pertanyaan besar soal integritas wakil rakyat.
“Kalau iuran partai saja bisa digelapkan, bagaimana dengan uang rakyat yang mereka kelola?” ujar seorang pengamat politik lokal.
Kini, publik menaruh harapan besar agar Polres Bima Kota mengusut kasus ini secara transparan tanpa tebang pilih. Skandal ini diyakini akan menjadi ujian bagi aparat penegak hukum sekaligus tamparan keras bagi dunia politik NTB yang sedang berupaya memulihkan citra di mata masyarakat.
Anggota DPRD NTB yang dituduh tersebut belum memberikan klarifikasi nya.
Redaksi___