Lombok Utara, SIARPOST– Aula Kantor Desa Bentek menjadi saksi pembukaan Sasak Literatif 2025, Senin (29/9). Kegiatan ini tidak hanya menjadi ruang pertemuan pegiat literasi, tetapi juga ajang bagi Rumah Budaya Kembang Rampe Sammira untuk menegaskan kiprahnya sebagai sanggar budaya yang konsisten melestarikan sekaligus mengembangkan tradisi lokal di tengah arus modernisasi.
Menggandeng Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, sanggar budaya yang berakar di Lombok Utara itu menghadirkan serangkaian program literasi yang berpadu dengan nuansa kultural Sasak.
BACA JUGA : Prestasi Gemilang! Kapolres Lombok Utara Beri Penghargaan untuk Lima Anggota Berprestasi
Acara resmi dibuka oleh Wakil Bupati Lombok Utara, Kusmalahadi Syamsuri, ST., MT., yang menekankan pentingnya literasi sebagai fondasi pembangunan manusia.
“Gerakan literasi adalah pondasi penting dalam membangun kualitas sumber daya manusia. Saya berharap kegiatan ini benar-benar mampu melahirkan gagasan baru, memperkuat komunitas literasi, serta memberi manfaat nyata bagi masyarakat Lombok Utara,” ujarnya.
Dengan mengusung semangat “Menyulam Cerdas, Menulis Kritis, Membaca Dunia”, Sasak Literatif 2025 menghadirkan kegiatan selama delapan hari, 29 September–6 Oktober. Selain seminar dan lokakarya, program ini juga menampilkan workshop pengelolaan TBM, diskusi komunitas literasi, hingga pelatihan penulisan cerpen.
Menurut inisiator kegiatan, Sandi Justitia Putra, S.I.Kom., MA, keunikan Sasak Literatif tahun ini adalah upaya sanggar budaya Kembang Rampe Sammira dalam menghubungkan tradisi dengan literasi modern.
“Kami ingin literasi tidak sekadar praktik membaca dan menulis, tetapi juga menjadi ruang dialog budaya yang hidup, berakar pada kearifan lokal, namun tetap terbuka terhadap dunia digital,” ungkapnya.
BACA JUGA : Masyarakat Tiga Gili di Lombok Utara Tolak Sepeda Listrik, Ini Alasannya..
Antusiasme pun terlihat jelas. Lebih dari 160 peserta hadir, mulai dari komunitas literasi, pengelola TBM, guru, dosen, mahasiswa, pelajar, hingga masyarakat umum. Partisipasi lintas generasi ini diharapkan melahirkan inovasi sekaligus memperkuat jejaring budaya dan literasi di Lombok Utara.
Melalui Sasak Literatif, Rumah Budaya Kembang Rampe Sammira tidak hanya menjaga denyut kebudayaan, tetapi juga menjadikannya sebagai fondasi lahirnya generasi cerdas, kritis, dan berdaya saing di era digital.
Lombok Utara pun kian teguh menegaskan diri sebagai daerah yang kaya tradisi sekaligus adaptif pada perubahan zaman.( Niss)