Praya, NTB (SIARPOST) – Upaya menekan angka stunting di Nusa Tenggara Barat (NTB) terus digencarkan. Melalui program BEBAS STUNTING MENDUNIA (MENyehatkan Desa untuk NTB Ibu dan Anak), Tim Penggerak PKK Provinsi NTB berkolaborasi dengan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Mataram untuk mewujudkan Desa Bonder, Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah, sebagai desa bebas stunting dan mandiri.
Peluncuran program ini dilakukan pada Rabu (01/10/2025) oleh Ketua TP PKK Provinsi NTB, Bunda Sinta M. Iqbal, bersama Ketua TP PKK Kabupaten Lombok Tengah, Bunda Hj. Bq. Nurul Aini Pathul Bahri.
BACA JUGA : Misteri Kematian Mahasiswi Unram di Pantai Nipah, Kuasa Hukum Yakin Radit Bukan Pelaku Utama
Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting nasional turun dari 21,5% (2023) menjadi 19,8% (2024). Namun, angka di NTB masih tinggi, yakni 29,8%, sehingga membutuhkan intervensi serius dan kolaborasi lintas sektor.
Bunda Bq. Nurul menyampaikan bahwa Desa Bonder termasuk dalam 21 desa kategori miskin ekstrem di Lombok Tengah. Karena itu, desa ini akan menjadi prioritas dalam anggaran dan program lintas sektor, termasuk dukungan dari PKK dan OPD terkait.
“Bonder harus menjadi contoh desa yang bertransformasi menjadi mandiri dan berdaya,” tegasnya.
Dukungan Nyata BBPOM
Dalam kegiatan ini, BBPOM Mataram memberikan dukungan strategis, antara lain:
- Mobil Pelayanan Keliling untuk uji cepat bahan berbahaya (formalin, boraks, rhodamin B, metanyl yellow) pada pangan masyarakat.
- Edukasi langsung terkait keamanan obat dan makanan melalui pendekatan komunikasi interpersonal.
Kepala BBPOM Mataram, Yosef Dwi Irwan, menegaskan bahwa konsumsi pangan yang tidak aman bisa berdampak pada stunting.
“Jika balita sering terkena diare akibat makanan tercemar, maka pertumbuhan fisik dan intelektualnya bisa terganggu,” jelas Yosef.
Ia juga mengingatkan masyarakat agar selalu Cek KLIK (Kemasan, Label, Izin edar, Kedaluwarsa) dan memanfaatkan aplikasi BPOM Mobile sebelum membeli produk.
BACA JUGA : Harga LPG 3 Kg di Empang Hingga Rp35 Ribu, Warga Minta Pangkalan Ditindak
Bunda Sinta M. Iqbal menekankan pentingnya kebijaksanaan dalam memilih produk pangan.
“Tidak semua yang mahal pasti baik, dan tidak semua yang murah tidak baik. Yang penting adalah cermat dan aman dikonsumsi,” pesannya.
Ia juga menyemangati para kader PKK agar terus bergerak mengentaskan Bonder dari status desa miskin ekstrem. Dengan infrastruktur jalan yang kini sudah memadai, ia berharap dalam lima tahun ke depan, seluruh desa miskin ekstrem di NTB bisa terangkat dari keterpurukan.
Kolaborasi PKK NTB dan BBPOM Mataram ini diharapkan tidak hanya menurunkan angka stunting, tetapi juga melahirkan desa percontohan bebas stunting yang bisa ditiru oleh desa-desa lain di NTB dan Indonesia.
Redaksi | SIARPOST