Prestasi Tanpa Apresiasi, Atlet KSB Kecewa: “Kami Bawa Medali, Tapi Pemerintah Tak Pernah Melihat Kami”

Sumbawa Barat, SIARPOST — Kekecewaan mendalam disampaikan atlet bermotor asal Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Yusril Fikrillah, atas sikap pemerintah daerah yang dinilai tidak memberikan apresiasi dan perhatian bagi para atlet berprestasi.

Pada tahun 2023, tim balap motor KSB sukses mengharumkan nama daerah dengan torehan prestasi membanggakan. Mereka terbagi dalam dua regu, regu senior yang diisi oleh Bintang Syukurillah, Yusril Fikrillah, dan Dendy Fikriawan, serta regu junior yang diperkuat oleh Rafael Castillo dan Andre.

BACA JUGA : Pemkab Sumbawa Barat Gratiskan Biaya Pemulangan Jenazah, Wujudkan Layanan Kesehatan Pro Rakyat

Dari kejuaraan tersebut, seluruh atlet berhasil membawa pulang medali perak dan medali perunggu untuk KSB.

Namun, di balik prestasi itu tersimpan rasa kecewa yang mendalam. Yusril mengungkapkan bahwa hingga kini tidak ada bentuk apresiasi, pembinaan, maupun dukungan fasilitas latihan dari pemerintah daerah.

“Kami sudah berjuang membawa nama daerah, tapi pemerintah seolah tak peduli. Tidak ada inisiatif untuk membina kami, padahal prestasi ini bisa jadi awal yang besar kalau diarahkan dengan serius,” ungkap Yusril dengan nada kecewa, Kamis (23/10/2025).

Ia menilai, pemerintah baru akan peduli jika sudah mendekati ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) 2026. Padahal, tanpa sarana latihan seperti sirkuit permanen, sulit bagi atlet untuk mempersiapkan diri secara optimal.

“Jangan nanti saat Porprov sudah dekat baru pemerintah menuntut medali, sementara persiapan dari daerah sama sekali tidak ada,” tambahnya.

Lebih miris lagi, menurut Yusril, para atlet yang telah menyumbangkan medali untuk KSB kini justru menganggur. Ia menilai pemerintah seharusnya bisa membantu menyalurkan atlet berprestasi ke dunia kerja, apalagi KSB merupakan daerah pertambangan besar.

BACA JUGA : DPRD Diduga Kelola Proyek MBG di Sumbawa Barat, Ini Aturan Tegas Yang Melarang

“Kami bukan minta dihujani uang, tapi paling tidak ada bentuk penghargaan. Kenapa atlet dari cabor lain bisa direkomendasikan kerja di tambang, sementara kami tidak?” ujarnya.

Yusril bahkan menceritakan pengalamannya ketika mencoba meminta bantuan pekerjaan ke Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) KSB. Namun, ia hanya mendapat dua kata singkat: “Sabar dan tunggu.”

“Katanya kalau mau urus soal prestasi olahraga, datang ke Dikpora. Tapi kami butuh jembatan, bukan disuruh bolak-balik. Seharusnya Disnaker bisa bantu menghubungkan kami ke pihak Dikpora atau bahkan ke Bupati,” ujarnya dengan nada getir.

Kekecewaan Yusril bukan hanya ditujukan pada pemerintahan sekarang, tapi juga pada pemerintahan sebelumnya yang dinilai sama-sama abai terhadap pembinaan atlet lokal.

“Dari dulu sampai sekarang tidak ada perubahan. Kami tetap dianggap tidak ada. Porprov 2026 sudah dekat, tapi kami masih berjuang sendiri,” pungkasnya.

Bagi Yusril dan kawan-kawan, perjuangan mereka bukan semata soal medali, melainkan tentang harga diri dan penghargaan atas dedikasi untuk mengharumkan nama daerah. Namun, selama perhatian pemerintah belum nyata, para atlet hanya bisa bertanya:

“Apa yang harus kami harapkan kalau begini terus?”

Saat berita ini ditayangkan, pihak pemda dan KONI Sumbawa Barat belum dimintai tanggapan.

Redaksi | SIAR POST

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *