Lombok Utara, SIARPOST | Pagi di RSUD Lombok Utara terlihat seperti hari-hari lainnya. Pasien hilir mudik menuju poliklinik, suara langkah perawat terdengar dari lorong-lorong ruang rawat, sementara petugas IGD bersiap dengan kesibukan tanpa jeda.
Di balik ritme pelayanan yang nyaris tanpa henti itu, ada sosok yang mendorong perubahan signifikan pada rumah sakit milik daerah tersebut: drg. Nova Budiharjo.
BACA JUGA : Bupati Bersama Wabup Lombok Utara Sambut Kunker Dirjen Bina Keuangan Daerah Kemendagri
Selama menjabat sebagai direktur, drg Nova disebut menjadi energi baru bagi para tenaga kesehatan. Ia dikenal sebagai figur yang mendorong percepatan pelayanan, memperkuat disiplin, sekaligus menghadirkan suasana kerja yang lebih dinamis.
“Sejak beliau menjabat, sudah bertambah enam dokter spesialis baru, di antaranya anestesi, anak, ortopedi, dan urologi. Beliau sangat semangat agar RSUD Lombok Utara berkembang,” kata Kasi Pelayanan Medik RSUD Lombok Utara, dr. Maman, Rabu (22/10/2025).
Menurut dr Maman, kehadiran tenaga spesialis baru itu bukan hanya angka, melainkan representasi dari harapan masyarakat agar pelayanan kesehatan di Lombok Utara bisa lebih lengkap dan mandiri. “Kami ingin masyarakat tidak perlu lagi sering dirujuk ke Mataram atau ke rumah sakit provinsi. Itu salah satu visi drg Nova yang terus kami dukung,” lanjutnya.
Di tengah dinamika internal maupun kritik publik yang kadang muncul, pelayanan rumah sakit disebut tetap berjalan normal. Poliklinik, instalasi rawat inap, rawat jalan, tindakan operasi, hingga Unit Gawat Darurat tetap buka penuh 24 jam. Semangat kerja tenaga kesehatan, menurut dr Maman, tidak terpengaruh oleh isu-isu yang berkembang.
“Etos kerja tidak terganggu. Pasien tetap ramai, baik terjadwal maupun emergensi. Semua berjalan seperti biasa. Kewajiban kami adalah melayani masyarakat, dan itu komitmen yang tidak bisa kami tinggalkan,” ujarnya.
BACA JUGA : Bantah Lalai, RSUD Lombok Utara Klarifikasi Isu Dugaan Penolakan Pasien Ibu Hamil
Menanggapi keluhan sebagian masyarakat tentang antrean panjang atau petugas yang terlihat kurang ramah, dr Maman menilai hal itu sebagai bagian dari dinamika pelayanan publik. Bahkan, ia mengakui bahwa keramahan adalah pekerjaan rumah yang terus diperbaiki.
“Kalau ada petugas yang kurang senyum, tentu kami tegur. Keramahan itu bagian dari pelayanan, bukan hanya di hotel. Kami terus membangun kepercayaan masyarakat dengan pelayanan yang ramah, lembut, dan profesional,” katanya.
Terkait rencana Pemerintah Daerah Lombok Utara yang akan membentuk Tim Transformasi dan Investigasi untuk meninjau layanan RSUD, pihak manajemen justru menyambut positif. Bagi mereka, pengawasan adalah ruang untuk bertumbuh.
“Pengawasan itu penting, baik dari internal maupun eksternal. Kami sangat mendukung. Itu bisa menjadi jembatan komunikasi agar masyarakat mendapat informasi yang utuh,” jelas dr Maman.
Di tengah semua proses pembenahan, nama drg Nova kembali mengemuka sebagai sosok yang menanam pondasi perubahan. Karakternya yang bekerja dalam senyap, tetapi menarget hasil, disebut membuat tim di bawahnya ikut terdorong untuk berlari lebih cepat.
“Semua kemajuan butuh tahapan. Yang kami harapkan hanya satu: dukungan masyarakat dan semua pihak,” tutup dr Maman.
Harapan itu sederhana, namun besar: Lombok Utara memiliki rumah sakit rujukan yang kuat, lengkap, dan humanis — tempat di mana masyarakat merasa aman, dokter merasa dihargai, dan pelayanan tumbuh bukan karena tekanan, tetapi karena semangat untuk memanusiakan sesama. Sosok dr Nova, setidaknya dalam enam bulan perjalanannya, telah membuka pintunya.( Niss)














