SIARPOST | Ratusan warga yang tergabung dalam Jemaah Masjid Aolia di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, merayakan Idul Fitri 1445 Hijriah pada Jumat (5/4/2024) ini. Perayaan Idul Fitri itu mengikuti keyakinan imam masjid jemaah Aolia, KH Ibnu Hajar Sholeh Pranolo atau akrab dipanggil Mbah Benu.
Sekitar pukul 07.00, mereka mulai melaksanakan shalat Idul Fitri. Mbah Benu menjadi imam shalat Idul Fitri di rumahnya. Setelah shalat, dia menyampaikan khotbah dalam bahasa Jawa.
BACA JUGA : Buka Puasa Bersama BMWI NTB, Danrem 162/WB Siap Kolaborasi Dorong Kemajuan Wirausaha
Perayaan Idul Fitri oleh Jemaah Masjid Aolia ini lebih awal lima hari dari keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang menetapkan Idul Fitri jatuh pada 10 April 2024. Adapun pemerintah belum menetapkan tanggal Idul Fitri.
Saat diwawancarai, Mbah Benu membenarkan Jemaah Masjid Aolia sudah melaksanakan shalat Idul Fitri pada Jumat ini. Dia mengklaim, Jemaah Masjid Aolia tidak hanya ada di Gunungkidul, tetapi juga sejumlah wilayah Indonesia dan negara lain.
”Jemaah itu tidak didaftar, jadi saya tidak tahu jumlah jemaah saya. Di Kalimantan ada, Sulawesi ada, Papua ada, Inggris ada, Malaysia ada, India ada,” kata Mbah Benu seusai shalat Idul Fitri.
BACA JUGA : Video anggota DPRD Maluku Tengah mengamuk, pecahkan kaca kantor diduga gegara THR belum cair!
Sa’aban Nuroni selaku Kepala Kantor Kementerian Agama Gunungkidul juga menyebutkan hal ini terjadi sudah sejak lama. Namun biasanya jemaah Aolia hanya berbeda satu atau dua hari saja dari kalender pemerintah, tetapi tahun ini berbeda tiga hingga empat hari.
Jemaah Aolia tidak memiliki perbedaan dengan masyarakat muslim pada umumnya hanya berbeda pada sistem penanggalan yang juga sering dijumpai kelompok lain.
“Tapi yang tidak bareng (dengan jadwal puasa Ramadan yang ditetapkan pemerintah) itu kan bukan hanya jemaah masjid Aolia tetapi juga ada ormas lain,” kata Nuroni saat itu. ***