Usai Dikunjungi Jokowi, Petani di Empang Sumbawa Mengeluh Harga Jagung Anjlok Bikin Rugi
MATARAM, SIARPOST | Harga Jagung di Indonesia saat ini diketahui sangat anjlok, itu dipengaruhi oleh panen jagung melimpah. Begitu juga yang terjadi di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat (NTB).
Salah satu petani asal Kecamatan Empang Kabupaten Sumbawa, Hak, mengungkapkan keluhannya atas harga jagung yang anjlok dan bikin petani merugi.
BACA JUGA : Gadis Cantik Asal Denpasar Bali Dilaporkan Hilang
Saat ditemui langsung di Kecamatan Empang oleh wartawan media ini, Hak mengatakan, bahwa saat ini harganya anjlok sekali. Bahkan semua petani mengeluh.
“Semua petani di sini mengeluh gara-gara harga jagung merosot, sebelum datang pak Jokowi ke Sumbawa harganya Rp4.150 kemudian dijanjikan Rp5.000. Ternyata setelah pak Jokowi berkunjung harganya turun menjadi Rp3.600,” ujar Hak.
Hak mengungkapkan bahwa harga Rp3.600 hingga Rp3.800 yakni jagung yang kasar airnya 17 persen.
BACA JUGA : Kajati NTB dan Sejumlah Kajari Pindah, Beberapa Orang Eselon IV Promosi
Padahal sebelumnya, Bulog menjanjikan jagung dengan kadar air 17 persen dengan harga Rp5.000.
Namun kenyataannya dengan kadar air 17 persen, saat ini harganya malah merosot tajam. “Kalau kadar air 18 atau 19 persen mungkin sangat rendah sekali, dan harga ini bikin kita rugi,” katanya.
Ia berharap, pemerintah dapat menaikan harga jagung seperti yang dijanjikan yakni Rp5.000. Karena para petani pun punya sejumlah utang untuk membeli berbagai macam kebutuhan bertani nya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo, mengunjungi Kabupaten Sumbawa dan melakukan panen raya jagung pada 2 Mei 2024. Dalam kegiatan itu, Jokowi mengatakan, bahwa menurunnya harga karena kelebihan suplai jagung dari berbagai daerah di Indonesia termasuk NTB.
“Produktivitas jagung di setiap daerah harus meningkat, sebab kepentingannya juga untuk meningkatkan keuntungan dan pendapatan para petani,” kata Jokowi.
Maka, penting menjaga kestabilan harga pada saat terjadi kelebihan suplai. Pemerintah wajib mendorong industrialisasi di bidang pertanian, di antaranya sebagai upaya menjaga kestabilan harga.
Pewarta : Edo
Editor : Feryal