banner 728x250

Logikanya Aneh Kematian VR di Nipah, Dipukul dari Belakang Hingga Babak Belur Kok Jadi Tersangka?

Kondisi Radit saat dirawat di RSUP NTB. Dok istimewa

banner 120x600
banner 468x60

Lombok Utara, SIARPOST – Penetapan RA alias Radit sebagai tersangka dalam kasus kematian tragis mahasiswi Universitas Mataram berinisial VR di Pantai Nipah, Lombok Utara, menuai penolakan dari pihak keluarga.

Hendra, kakak kandung Radit, menilai ada banyak kejanggalan medis dan perbedaan fakta yang harus dijelaskan secara terang oleh aparat penegak hukum.

banner 325x300

“Kami tidak terima adik kami langsung ditetapkan sebagai tersangka, karena banyak hal yang janggal. Saat di Puskesmas Nipah, penyidik bilang kondisi Radit baik-baik saja, padahal kenyataannya parah,” ujar Hendra, Minggu (21/9/2025).

BACA JUGA : Polres Lombok Utara Tetapkan “RA” sebagai tersangka dalam Kasus Pembunuhan di Pantai Nipah

Hendra mengungkapkan, hasil pemeriksaan kesehatan Radit berbeda di tiap fasilitas medis. Menurut catatan Puskesmas, tekanan darah Radit 116/60 dianggap normal. Namun sebagai lulusan kesehatan, Hendra menilai kondisi itu tidak sesuai standar pria dewasa.

“Lalu di RSU Bhayangkara, hasil pemeriksaan jelas menunjukkan adik saya mengalami patah tulang leher, retak tulang pipi, retak rahang, hingga ada darah dalam tempurung kepala. Bahkan dokter bilang harus segera dioperasi dan dirujuk ke RSUP NTB,” tegasnya.

Keluarga juga mempertanyakan klaim polisi yang menyebut Radit dalam kondisi sehat saat diamankan. Menurut mereka, kondisi fisik Radit justru menunjukkan tanda-tanda pendarahan parah.

“Matanya ada lingkaran hitam, itu tanda pendarahan. Di kepalanya juga bocor. Jadi bagaimana bisa dibilang baik-baik saja?” lanjut Hendra.

Lebih jauh, keluarga menilai logika kasus ini tidak masuk akal. “Radit bilang dia dipukul dari belakang sampai tak sadarkan diri. Kalau sudah tidak sadar, bagaimana mungkin dia bisa membunuh orang? Justru pertanyaannya, siapa sebenarnya yang menyebabkan korban meninggal?” tegasnya.

Selain itu, keluarga menyebutkan BEM Unram ikut membantu saat evakuasi Radit di Pantai Nipah. Foto-foto kondisi Radit yang diterima keluarga dari mahasiswa juga menunjukkan luka serius di bagian wajah.

“Keterangan polisi dengan fakta medis itu berbeda jauh. Maka kami minta agar kasus ini dibuka seterang-terangnya. Jangan sampai adik kami dijadikan tumbal,” tutup Hendra.

BACA JUGA : Harga LPG 3 Kg di Empang Hingga Rp35 Ribu, Warga Minta Pangkalan Ditindak

Kasus kematian VR sendiri masih dalam penyidikan Polres Lombok Utara. Sebelumnya, polisi menyebut motif Radit nekat menghabisi korban karena gagal memenuhi niat bejatnya.

Namun perbedaan keterangan antara keluarga dan aparat membuat publik menunggu kelanjutan proses hukum kasus ini dengan penuh tanda tanya.

Redaksi | SIAR POST

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *