Lombok Utara, SIARPOST– Temuan 332 warga Lombok Utara yang masuk daftar terdeteksi judi online (judol) memunculkan pertanyaan baru: benarkah seluruh data itu menunjukkan pelaku sebenarnya, atau ada identitas yang disalahgunakan?
Data tersebut diterima Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPPA) KLU dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Meski sebagian dari nama yang muncul merupakan penerima bantuan sosial (bansos), Kepala Dinsos PPPA KLU, Fathurrahman, menegaskan bahwa klasifikasi detail tidak diberikan.
“Yang pasti jumlahnya banyak, dan sebagian di antaranya memang penerima bansos,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa keterlibatan dalam judol otomatis berpotensi mencoret kepesertaan penerima bantuan.
Namun, di balik ancaman sanksi itu, muncul dugaan lain yang tak kalah serius: penyalahgunaan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan nomor ponsel warga untuk kepentingan pendaftaran situs judi online.
Hal ini disampaikan pendamping sosial PKH Lombok Utara, Alfi Hidayat, setelah melakukan klarifikasi lapangan kepada sejumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang masuk daftar judol.
“Beberapa KPM yang kami datangi mengaku tidak pernah terlibat. Kemungkinan besar ada penyalahgunaan identitas. NIK atau nomor HP mereka bisa saja dipakai orang lain,” jelasnya.
Alfi mengakui sangat kecil kemungkinan penerima PKH berani berjudi, mengingat ancaman langsung terhadap pencabutan bantuan. Karena itu, indikasi peminjaman atau penggunaan identitas tanpa izin menjadi perhatian serius.
Sementara itu, PPATK tetap memantau aliran transaksi, termasuk penggunaan bansos. Jika ditemukan penggunaan dana tidak sesuai peruntukan—termasuk mengarah ke judol—penerima otomatis terancam dinonaktifkan.
Untuk mengurangi risiko penyalahgunaan data, pendamping PKH memperketat edukasi melalui Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) yang digelar rutin setiap bulan. Di dalamnya ditekankan pentingnya menjaga kerahasiaan identitas dan penggunaan bansos secara tepat sasaran.
“Bantuan bisa hilang bukan hanya karena terlibat judol, tetapi juga jika penggunaan listrik melonjak atau bantuan dipakai tidak sesuai tujuan. Semua ada mekanismenya,” tutup Alfi.(Niss)














