Mataram, SIARPOST – Ada beberapa keunggulan bahan baku tumbuhan kelor atau Moringa (latin) yang ada di Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk diolah sebagai berbagai macam produk. Dari produk kecantikan, makanan sampai obat segala macam penyakit.
Sejumlah keunggulan itu dipaparkan oleh seorang pengusaha sukses asal Kilo Kabupaten Dompu yang telah menjalani bisnis jamu dan Moringa berbahan baku daun kelor di Mataram NTB sejak 2016 lalu.
“Produk dari bahan daun kelor ini ada di beberapa wilayah, tetapi di NTB mempunyai keunggulan tersendiri untuk bahan baku,” ungkap Owner pabrik olahan Moringa CV Tri Utami Jaya, Nasrin H Muhtar saat ditemui di lokasi pengolahan Moringa satu-satunya di Mataram, Kamis (3/9).
Ia mengatakan, beberapa keunggulan bahan baku daun kelor yang ada di NTB adalah, tumbuh dari tanah tua yang subur atau tanah dari sisa semburan gunung meletus, seperti gunung Tambora, Rinjani, Sangiang, Donggo yang ada di Bima.
Selain itu, tumbuhan kelor di NTB khususnya di Kecamatan Kilo Dompu sebagai lokasi sumber bahan baku Moringa, tumbuh secara alami tidak menggunakan pestisida atau pupuk lainnya.
Baca juga : produk-moringa-kelor-cv-tri-utami-jaya-memiliki-26-distributor-di-indonesia-dan-masuk-ke-marketplace
Tumbuhan kelor yang tumbuh alami itu juga tidak terkena polisi udara dan tanah, serta tumbuh di atas 35 drajat celcius sehungga memiliki proses fotosintesis yang sempurna.
“Itulah perbedaan bahan baku di NTB dengan daerah lain, sehingga kualitas dari produk Moringa ini semakin tinggi,” katanya.
Selain bahan baku, keunggulan sisi peralatan yang saat ini semakin menuju mordenisasi dan mesin canggih sehingga produknya semakin higienis dan berkasiat tinggi.
“Semua proses olahan kebanyakan menggunakan mesin dan sesuai standar dan higienis,” katanya.
Ia juga menyebutkan, Pabrik pengolahan CV Tri Utami Jaya miliknya adalah satu-satunya pabrik yang telah mengantongi legalitas TRBPOM khusus kelor di Indonesia, sementara pabrik lain hanya memiliki PIRT yang tidak bisa melakukan eksport.
Baca juga : hebat-produk-lokal-cv-tri-utami-jaya-berbahan-baku-kelor-di-ntb-telah-diekspor-ke-13-negara/
Bisnis jamu herbal telah dimulainya sejak tahun 1993, namun untuk terjun di bidang bisnis berbahan baku kelor, Ia geluti sejak tahun 2016 lalu.
Berkat pengalamannya, Nasrin berhasil membangun dan mengolah daun kelor asli NTB menjadi berbagaimacam produk atau brand unggulan yang bernilai ekonomi tinggi
Brand yang diproduksi seperti Kidom artinya Kilo Dompu, adalah produk teh yang terbuat dari daun kelor. Sasambodom, isinya dalam bentuk bubuk dan kapsul dan produk Morikai yang telah diekspor ke berbagai negara.
Produk Morikai sendiri, tambahnya, ada yang dalam bentuk sabun batangan, sabun cair ada kosmetik yang dibuat satu dalam bentuk bubuk dan masker.
Ia saat ini sedang menguji coba dan meneliti untuk pembuatan shampoo, odol dan handbody yang berbahan baku kelor.
“Kita juga membuat produk makanan seperti biscuit kelor, mie kelor dan kopi kelor atau Sajang yaitu kopi berasal dari Sajang Lombok dan kelor dari Kecamatan Kilo Dompu,” katanya.
Ia berharap, semoga masyarakat NTB dapat menggunakan produk lokal miliknya yang sangat berkhasiat tinggi bagi kesehatan, sehingga ke depannya brand lokal ini akan go global atau brand lokal tetapi mendunia.