banner 728x250

RSUD Provinsi NTB dan PERDAMSI Gelar Kursus Direktur Medis Akademi Resusitasi, Selamatkan Nyawa Dalam Hitungan Detik

banner 120x600
banner 468x60

 

/Pembicara Sejumlah Profesor Dari Sejumlah Negara, Langkah-Langkah Tangani Henti Jantung di Luar Rumah Sakit

banner 325x300

Mataram, SIARPOST.com | Indonesia sangat membutuhkan tenaga-tenaga ahli dan terlatih untuk menciptakan sistem serta fasilitas kesehatan yang tangguh. RSUD Provinsi NTB bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Ahli
Emergensi Indonesia (PERDAMSI) menggelar Kursus Direktur Medis Kepemimpinan Akademi Resusitasi di Hotel Lombok Raya, Rabu (26/7/2023).

Kursus Direktur medis yang bertema “10 Step to Improve Out-Of-Hospital Cardiac Arrest (OHCA) Survival” atau Langkah-Langkah untuk Memperbaiki Henti Jantung di Luar Rumah Sakit
(OHCA) Bertahan Hidup bertujuan untuk mengatasi kejadian-kejadian kegawatdaruratan di luar rumah sakit, yang dapat terjadi kapan saja dan dimana saja.

Baca juga : Dukung Layanan Spesialis Gigi Terpadu, RSUD Provinsi NTB Siapkan Layanan Dental Center

Kursus ini akan meningkatkan kapasitas para tenaga kesehatan baik sebagai tenaga pelaksana maupun managerial, dokter, perawat atau tenaga kesehatan lain dan relawan.

“EMS Medical Director Course, akan mengajarkan kita bagaimana mengelola sistem EMS (SPGDT), dengan menjadi Medical Director untuk PSC atau pengelola layanan ambulans,” ujar Ketua Umum PERDAMSI, dr. Bobi Prabowo, Sp, KEC, M.Biomed saat memberikan sambutan, Rabu.

Dijelaskannya, dalam Resuscitation Academy Leadership Workshop ini, kita akan mendapatkan gambaran penuh bagaimana semua elemen memiliki peran yang sangat penting untuk mendukung upaya pertolongan gawat darurat di luar rumah sakit, seperti pada pada kasus henti jantung.

Baca juga : Capai 58 Ton Perhari, Dinas LH KSB Akan Bangun Gerakan Kolaborasi Tangani Sampah

Ia berharap, semoga ilmu dan keterampilan yang diberikan dalam kursus tersebut bisa bermanfaat dimanapun dan kapan pun untuk melayani masyarakat.

Di saat yang sama, Dirut RSUD Provinsi NTB, dr. H. Lalu Herman Mahaputra, M.Kes sangat mengapresiasi kegiatan yang diinisiasi oleh PERDAMSI. Ia mengatakan bahwa ini adalah terobosan dan inovasi serta kesempatan bagi tenaga kesehatan untuk sama-sama belajar dalam meningkatkan kapasitas dalam melayani masyarakat.

“Saya apresiasi setinggi-tingginya kepada dr. Bobi, ini terobosan luarbiasa dan kesempatan bagi RSUD Provinsi NTB dan RSUD Kota untuk mengambil manfaatnya,” katanya.

Ia juga berharap dari kegiatan ini akan melahirkan sebuah sistem dan fasilitas yang tangguh untuk penanganan emergency khusunya dalam penanganan henti jantung di luar RSU.

Namun, ia pun berharap kepada pemerintah agar tetap mendorong program-program yang dilaksanakan oleh RSUD Provinsi. “Saya tekankan juga, sehebat-hebatnya RSU, sehebat-hebatnya dokter dan perawatnya, kalau pemerintah tidak mendorong maka gak akan bisa berhasil,” katanya.

Ketua Panitia acara, dr. Felicia Ohoiwutan, Sp.EM, melaporkan, lebih dari 350,000 kejadian out-of-hospital cardiac arrests (OHCA) yang terjadi di U.S, hampir 90% dari angka tersebut adalah kasus fatal, menurut American Heart Association’s New Disease and Stroke Statistics – 2018 Update, diterbitkan dalam Circulation pada tanggal 31 Januari.

Menurut laporan tersebut, insiden tahunan non-traumatis yang dinilai EMS pada orang-orang
dari segala usia diperkirakan sebesar 356.461.

“Sebagai keadaan darurat medis, tidak ada yang lebih dramatis daripada henti jantung mendadak,” katanya.

Baca juga : Usai Diperbaiki, Jembatan Medas Gunung Sari Lombok Barat Akan Jadi Lokasi Wisata Desa

Seseorang di rumah atau di komunitas tiba-tiba (seringkali tanpa gejala) pingsan. Kesadaran hilang dalam hitungan detik denyut nadi dan tekanan darah menghilang. Pada saat henti jantung orang tersebut meninggal secara klinis.

Dalam 10 menit kematian klinis akan berkembang menjadi kematian biologis yang reversibel dan statistik lain akan dicatat dalam penghitungan kematian akibat penyakit jantung.

“Masih ada peluang, yang diukur dalam hitungan menit, untuk menyelamatkan nyawa dari
kematian. Bila RJP, Alat defibrilsi dan perawatan medis advanced dapat tiba di lokasi,” ujarnya.

Acara tersebut diisi oleh pembicara dari sejumlah profesor dan dokter Konsultan, pengobatan Gawat Darurat dan Perawatan Darurat Pra-Rumah Sakit dan Ilmuwan Klinis dari Indonesia, Singapore, Malaysia, USA, Philippines, dan Jepang. (FR).

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *