Miris, Jalan di Desa SP III Plampang Sumbawa Rusak Parah, Sekda Rekomendasi Namun Belum Juga Diperbaiki
/Warga Harus Lewati Jalan Parah Belasan Kilo Untuk Sekolah dan Ke Puskesmas, Ada Warga Yang Sampai melahirkan di Jalan
Sumbawa, SIARPOST.com | Pemandangan yang cukup memprihatinkan, kondisi jalan yang menuju Desa SP III Perode Kecamatan Plampang Kabupaten Sumbawa cukup parah. Warga harus menempuh belasan kilo melewati jalan rusak untuk ke sekolah, puskesmas dan mengangkut hasil pertanian.
Jika musim hujan tiba, sejumlah titik ruas jalan kewenangan kabupaten tersebut tergenangi air karena meluap. Kendaraan roda dua warga pun harus hati-hati melewatinya.
Kepala Desa SP III Perode, Idris S Hasan, saat dimintai keterangan di Sumbawa beberapa waktu lalu mengungkapkan, keluhan warga terkait jalan tersebut. Pernah dilakukan pengecoran pada era Bupati Husni Djibril, namun saat ini kondisinya kembali parah.
Baca juga : Sebanyak 74 Kecamatan di NTB Akan Mengalami Kekeringan Panjang di 2023, Ini Daerah Paling Parah
“Pada Bulan Desember tahun lalu, warga kami demo ke Sumbawa sehingga keluarlah rekomendasi Sekda Sumbawa, Dinas PUPR dan Komisi III DPRD Sumbawa termasuk Camat Plampang untuk memprioritaskan perbaikan jalan ini, tapi hingga sekarang tidak ada kabar,” ujarnya.
Ia juga bertanya-tanya, kenapa rekomendasi dari Sekda tidak ditindaklanjuti, di Musrenbang Kabupaten Sumbawa juga tidak dibahas.
“Pada tahun 2018 alasannya Pilkada, kemudian Covid-19, kenapa sekarang gak bisa disentuh,” kata Idris.
Ia sangat kasihan kepada warga SP III Perode yang setiap hari melewati jalan rusak dan jembatan darurat untuk bersekolah, ke pelayanan kesehatan.
Baca juga : Jumat Curhat, Kapolsek KPL Tano Dialog Kamtibmas Dengan Penumpang Kapal
“Kasihan warga, kalau ada yang sakit atau melahirkan, ya harus ke Puskesmas yang jaraknya 11 km melewati jalan rusak ini dulu, kemarin ada yang melahirkan tapi gak sampai puskesmas jadinya melahirkan di jalan,” tuturnya.
Warga Desa SP III Perode mempunyai sekitar 500 KK. Penduduknya berasal dari beragam ras dan suku karena desa tersebut awalnya adalah lokasi transmigrasi.