Pemdes Akar-Akar Targetkan Angka Stunting Menurun di Tahun 2024

 

Kepala Desa Akar-akar, Lombok Utara, Budi Cahyo Prasetyo (kiri) saat diwawancarai di ruang kerjanya, Senin (27/5/2024). Foto : Nisa

Lombok Utara, SIARPOST | Pemerintah Desa Akar-Akar Kecamatan Bayan menargetkan angka stunting di tahun 2024 ini bisa menurun dari angka jumlah anak stunting sebanyak 41 anak di desa tersebut.

Ditemui di ruangannya, Kepala Desa Akar-Akar, Budi Priyo Santoso pada Senin (27/5/2024), menjelaskan, tingkat penyebaran stunting di desa ini sejauh ini masih 41 anak dan pada tahun ini ditargetkan bisa menurun menjadi 30 anak.

“Dari angka stunting sejumlah 41 anak, kita targetkan turun 11 orang dan menyisakan 30 anak di akhir 2024 ini,” ujar Budi

BACA JUGA : Kejati NTB Hentikan Penyelidikan Kasus Dugaan Korupsi Bank NTB Syariah 

“Kemarin kita sudah koordinasi dengan teman-teman tim percepatan penurunan stunting (TPPA) kemudian meminta dari tim penggerak PKK juga ikut terlibat sehingga di akhir tahun 2024 nanti diharapkan dari angka 41 itu bisa turun,” paparnya.

Kades juga berharap, program rembuk stunting di Lombok Utara akan terus digalakkan bahkan dalam waktu dekat ini memasuki teknik kedua di APBD 2024, sehingga Desa Akar-kar berkomitmen untuk meningkatkan program rembuk stunting tersebut untuk mencapai target.

Bentuk kolaborasi dari Pemda terhadap penanganan anak-anak yang gizi buruk di Desa Akar-kar, sejauh ini hanya sebatas koordinasi komunikasi, “memang kita sama-sama berpikir keras terkait dengan penurunan angka stunting, karena ini menjadi program nasional dan angka stunting di Lombok Utara juga masih cukup tinggi,” ucap Budi.

Sehingga diharapkan dari total 40 desa di Kabupaten Lombok Utara bisa bersama-sama di masing-masing desa melakukan rembuk stunting untuk menekan kenaikan angka stunting, sehingga di akhir tahun 2024 harapan pemerintah daerah angka stunting di Lombok Utara bisa turun secara signifikan.

BACA JUGA : Final, Umi Rohmi Mantapkan Diri Maju di Pilgub NTB Bersama Musyafirin

Budi mengungkapkan, langkah atau upaya Pemdes untuk menekan angka stunting, yang pertama yakni memang bekerjasama dengan pihak Puskesmas di tingkat Kecamatan kemudian sebelumnya juga ada sosialisasi dengan Dinas Kesehatan.

Selain itu, pemdes juga melakukan pendataan angka stunting di masing-masing wilayah melalui kegiatan Posyandu, kemudian dari pemerintah desa sudah menganggarkan untuk pemberian makanan tambahan atau TMT khususnya untuk balita atau anak yang terkena gizi buruk.

“Komposisinya memang sudah kami komunikasikan dengan puskesmas, kader posyandu sehingga memberikan menu-menu yang memang tepat sasaran untuk penurunan angka stunting,” katanya.

“Harapan saya kepada masyarakat, pertama kesadaran orang tua terhadap kondisi anak, terutama masalah gizinya untuk diperhatikan tidak hanya kami dari pemerintah desa, tetapi yang kami harapkan juga peran serta dari orang tua untuk memperhatikan itu, sehingga percepatan penurunan angka stunting ini bisa tepat sasaran,” harap Budi.

Dibandingkan dengan desa yang lain, Desa Akar-akar termasuk angkanya masih kecil, masih ada desa di Kecamatan Bayan yang lebih besar jumlah stunting nya sekitar lebih dari 80an anak yang mengalami gizi buruk.

Menurut Budi, tingginya angka stunting ini disebabkan oleh banyak faktor, rata-rata mata pencaharian masyarakat adalah petani berkebun dan juga peternak. Dengan kondisi ekonomi yang rendah rentan anak-anak kurang diberi asupan gizi.

Walaupun berat dan ini menjadi tantangan, kata Budi, namun stunting ini harus diselesaikan. Seiring waktu berjalan, Budi berharap pada 2024 ini angka stunting bisa ditekan seminimal mungkin.

“Targetnya kami mudah-mudahan dari angka 41 anak itu, di akhir tahun ini bisa turun sebanyak 11 orang sehingga menjadi 30  orang,” Tandas Budi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Oi, gak boleh Copas, minta izin dulu